Kamis 05 Jan 2023 22:21 WIB

Perbaiki Sistem Kesehatan Indonesia, Kemenkes Revitalisasi 300 Ribu Posyandu

Kemenkes akan lengkapi Posyandu dengan USG dan alat periksa jantung

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah dari seorang warga lanjut usia (lansia) di Posyandu Ayeum Mata, Desa Alue Raya, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk memperbaiki sistem kesehatan Indonesia yang sempat porak poranda akibat hantaman pandemi Covid-19, Kemenkes berupaya memperkuat upaya promotif preventif sekaligus mendekatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah dari seorang warga lanjut usia (lansia) di Posyandu Ayeum Mata, Desa Alue Raya, Samatiga, Aceh Barat, Aceh. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk memperbaiki sistem kesehatan Indonesia yang sempat porak poranda akibat hantaman pandemi Covid-19, Kemenkes berupaya memperkuat upaya promotif preventif sekaligus mendekatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk memperbaiki sistem kesehatan Indonesia yang sempat porak poranda akibat hantaman pandemi Covid-19, Kemenkes berupaya memperkuat upaya promotif preventif sekaligus mendekatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas.

Salah satunya adalah dengan merevitalisasi 300 ribu posyandu yang dilengkapi dengan kader kesehatan yang berkualitas dan alat kesehatan seperti USG dan alat periksa jantung.

Layanan posyandu juga dibuat lebih fokus pada upaya promotif preventif seperti skrining dan surveilans. Sasarannya pun diperluas bukan hanya ibu dan anak tetapi semua siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia.

“Kami ingin memastikan bahwa ibu dan anak kita terurus dengan baik, alat timbangan yang hanya ada di 10 ribu Puskesmas tadi, kita bagi ke 300 ribu posyandu, supaya semua ibu hamil bisa diperiksa dengan USG,” kata Menkes dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (5/1/2023).

Disamping penguatan layanan kesehatan primer, Menkes juga menata laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia serta memperkuat upaya promotif di layanan primer dengan menambah 3 jenis imunisasi rutin dari 11 menjadi 14 jenis vaksin, melaksanakan BIAN, pelaksanaan Active Case Finding (ACF) Tuberculosis dan memastikan peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui 5 gerakan cegah stunting yakni Aksi Bergizi, Bumil Sehat, Posyandu Aktif, Jambore Kader dan Cegah Stunting itu Penting. 

Menkes menyebutkan berbagai program pada pilar pertama transformasi kesehatan telah menunjukkan progress yang signifikan yang dibuktikan dengan adanya peningkatan temuan kasus TBC sebanyak 685.250 (70.7 persen) dari estimasi 969.000 kasus. Capaian ini merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Selain itu, sampai akhir Desember sekitar 75,5 persen balita sudah dipantau pertumbuhannya secara rutin di posyandu. Kemudian, untuk cakupan Imunisasi dasar lengkap, hingga November 86,4 persen bayi usia 0-11 sudah di Imunisasi, selanjutnya 99.263 bayi baru lahir sudah di Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Sementara itu, 14 skrining terhadap penyakit prioritas telah dilaksanakan serta 2.289.871 siswa di 6.420 sekolah telah berpartisipasi dalam Gerakan #AksiBergizi serentak.

“Menyadari pentingnya kegiatan edukasi dan promosi, Kemenkes akan terus mendorong kegiatan ini kepada masyarakat,” ujar Menkes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement