REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Wuryanto mengungkapkan bahwa, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menerima laporan hasil safari politik Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Ketua DPR itu diketahui telah menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ditanya soal, apakah laporan hasil pertemuan dengan ketiga partai politik tersebut akan dijadikan pertimbangan Megawati dalam menentukan calon presiden (capres)? Bambang tak menjawab pasti hal tersebut.
"Maybe, maybe, mungkin (jadi bahan pertimbangan). Saya tidak tahu, mungkin, kita kan hanya menjalankan perintah," jawab Bambang di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/1/2022).
Ia sendiri tak mau berasumsi terkait hal tersebut. Sebab berdasarkan hasil Kongres kelima PDIP, keputusan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024, seperti capres dan koalisi berada di tangan Megawati selaku ketua umum.
"Ya soal kerja sama atau apa pun itu sudah disampaikan kepada Ibu, nanti Ibu yang ambil keputusan. Apa kalau Ibu perlu konfirmasi? kita juga tidak tahu, kan begitu," ujar Bambang.
Kendati demikian, safari politik PDIP yang dipimpin Puan disebutnya akan kembali terlaksana usai rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 partai berlambang kepada banteng itu. Partai Amanat Nasional (PAN) akan jadi destinasi safari berikutnya.
"Terdekat ke PAN. Nah belum ada perintah (jadwal pertemuannya), perintahnya ya nanti setelah HUT saja dilanjutin," ujar ketua Komisi III DPR itu.
Ketua DPP PDIP, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan bahwa keputusan terkait capres yang akan diusung berada di tangan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Ia menyebut, ada perhitungan tersendiri dari Megawati sebelum mengumumkannya pada tahun ini.
"Tentu saja Ibu Mega punya perhitungan sendiri, punya prediksi, butuh perenungan yang mendalam, butuh kajian yang mendalam," ujar Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa.
PDIP, jelas Djarot, tak hanya memilih sosok yang nantinya akan menjadi presiden periode 2024-2024. Namun, sosok tersebut harus dapat menjadi pemimpin bagi masyarakat Indonesia pada lima tahun berikutnya.
Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa yang harus dipimpin sosok yang tepat. Sosok tersebut juga harus dapat melanjutkan kesuksesan dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Maka kita Partai PDI Perjuangan selalu berpikir, Bu Mega sering sampaikan hendaknya negeri ini, Indonesia ini punya haluan negara. Bagaimana Indonesia dalam 20 tahun ke depan, 50 tahun ke depan sepeti apa," ujar Djarot.
"Sehingga apa yang sudah dikerjakan oleh pemimpin saat ini, akan dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya, ada keberlanjutan. Ini yang menjadikan perhatian kita," sambung mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pihaknya siap menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Adapun terkait Pilpres, Megawati Soekarnoputri disebutnya akan mengumumkan capres dari PDIP pada 2023.
"Ibu Mega telah memutuskan untuk rencana mengumumkan calon presiden pada tahun 2023. Jadi itu bocoran yang saya sampaikan bahwa capres dari PDI Perjuangan bocorannya akan diumumkan pada tahun 2023," ujar Hasto dalam konferensi pers mengenai Refleksi Akhir Tahun 2022 dan Harapan Menuju 2023, Jumat (30/12).
Jelasnya, capres dari PDIP harus mampu melanjutkan napas kepemimpinan perjuangan dari Soekarno. Serta, dapat melanjutkan kesuksesan dari Megawati dan Joko Widodo (Jokowi).
"Bahwa calon tersebut telah dipersiapkan secara matang untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab bagi masa depan," ujar Hasto.