Sabtu 31 Dec 2022 20:04 WIB

Cerita Naik Sepeda dan Pilihan Berwirausaha

Kewirausahaan dapat diajarkan, dilatih, dibiasakan, dan karenanya dapat disiapkan.

Yoga Prasetya (baju merah) bersama mekanik Esta Garage sedang mengerjakan servis sepeda motor di bengkelnya di kawasan Canggu, Kabupaten Badung, Bali, beberapa waktu lalu.
Foto:

Perjalanan panjang dan tidak menyerah

Tiga tahun mengikuti program ini, Yoga belum juga merasakan nikmatnya menjadi pebisnis bengkel. Meski telah menjalankan standar operasional prosedur (SOP) dan ilmu dari pelatihan yang diberikan, pendapatan bengkel yang ketika itu bernama Yoga Motor masih belum memuaskan.      

"Awal itu sulit cari konsumen. Ketika di Jawa, paling cuma dapat Rp 1 juta. Paling mentok banget cuma Rp 3 juta sebulan," papar dia.  

Yoga tidak menyerah. Sesuai dengan bekal pelatihan yang diberikan, dia melihat kalau kondisi itu karena banyaknya bengkel pesaing di wilayah tersebut. Di satu kelurahan saja, ada 22 bengkel yang sudah berdiri lama dan memiliki konsumen loyal. Sehingga, menjadi lebih sulit untuk bengkel baru untuk dapat mencuri kue dari pangsa pasar yang telah ada.  

Dia pun kemudian memilih dan mengambil keputusan yang besar. Pindah dan membuka bengkel baru di Bali. Kebetulan, sang ibu telah lebih dulu tinggal di Pulau Dewata sehingga memudahkannya untuk pindah. 

"Di Bali, pertama buka langsung dapat Rp 6,8 juta. Sekitar 2-3 bulan masih sendiri dan konsumen bisa sampai 200-300 motor satu bulan. Makanya kemudian memanggil teman untuk membantu. Malah, konsumen nomor satu sampai sekarang masih balik lagi," papar dia. 

Ingin terus berkembang, Yoga pun kemudian menerima bantuan permodalan Rp 7,5 juta dari Yayasan AHM sebagai bagian dari pengembangan program AHYPP. Modal itu digunakan untuk merenovasi dan meningkatkan fasilitas serta layanan di bengkel.  

"Beberapa bulan kemudian, dapat tambahan bantuan modal lagi Rp 25 juta. Sekarang, income itu rata-rata sudah di angka Rp 23-26 juta. Malah, pernah sampai Rp 60 juta per bulan. Sekarang juga sudah ada tiga orang karyawan yang membantu," cerita Yoga.      

Dia menilai, pencapaian ini tidak lepas dari berbagai bekal yang telah diberikan dalam program AHYPP. Mulai dari manajemen keuangan dan pengelolaan bengkel. "Pembinaan itu terasa sekali. Ilmu keuangan dan manajemen bengkel. Itu yang paling penting. Karena terus melek, jadi kita diajari nyetir usaha," papar dia.

Tak kalah penting adalah dorongan semangat untuk terus berusaha dan konsisten. Semangat ini yang membuatnya terus mencoba dan meningkatkan diri. Dia pun berharap mendapatkan arahan untuk sistem yang lebih baik agar dapat mempercepat pekerjaan sehari-hari dan meningkatkan jumlah konsumen. 

Termasuk, kata dia, ingin membeli tanah dan membuat bengkel lagi. "Saya mau umrahkan orang tua. Makanya, usaha saja terus. Dijalani saja. Tetap cari jalan yang lain tapi arahnya tetap sama," tegas Yoga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement