REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menyampaikan angka kasus stunting di Kabupaten Tangerang mengalami penurunan pada 2022. Upaya intervensi dipastikan bakal terus dilakukan untuk dapat mencapai angka stunting nol persen di wilayah tersebut.
“Kasus stunting di Kabupaten Tangerang pada 2022 turun menjadi 3,7 persen dibandingkan pada 2021 dengan persentase mencapai 7,6 persen, berdasarkan hasil pengukuran melalui aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau ePPGBM,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti dalam keterangannya, dikutip Kamis (15/12/2022).
Desiriana mengatakan, meskipun angkanya mengalami penurunan, Pemerintah Kabupaten Tangerang akan terus berupaya untuk dapat mengentaskan masalah stunting hingga tidak ada sama sekali kasusnya. Dia menyebut, kegiatan perbaikan gizi masyarakat akan terus dimonitor dan dievaluasi secara berkala melalui surveilans gizi meliputi indikator masalah gizi dan indikator kinerja program gizi.
“Pemantauan keadaan gizi balita juga terus dilakukan, melalui ePPGBM dimana pertumbuhan keadaan gizi balita di posyandu tercatat setiap bulannya,” tuturnya.
Oleh karena itu, Desiriana menyatakan penting adanya ketersediaan data secara akurat dan berkelanjutan. Hasil surveilans gizi melalui ePPGBM tersebut dapat menjadi acuan dalam perencanaan program dan kebijakan perbaikan gizi mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga tingkat kabupaten.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sri Indriyani menambahkan, pihaknya rutin mengadakan kegiatan terkait dengan penanganan stunting. Terbaru, pada selumbari, diadakan kegiatan diseminasi hasil pemantauan status gizi (PSG) balita. Kegiatan itu merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Tangerang pada langkah ketujuh dalam aksi konvergensi stunting.
“Pada aksi ketujuh ini kami terus melakukan pemantauan dan melakukan upaya dengan intervensi spesifik yaitu intervensi untuk 1.000 hari pertama kehidupan atau HPK dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang atau tinggi badan balita oleh petugas kesehatan di puskesmas atau posyandu,” jelasnya.
Upaya intervensi spesifik juga dilakukan pada ibu hamil dengan memberikan tablet penambah darah guna mencegah anemia yang diketahui merupakan salah satu penyebab stunting. Sri berharap, upaya pencegahan stunting dapat berjalan optimal sehingga nihil adanya penambahan kasus stunting di Kabupaten Tangerang.