Senin 12 Dec 2022 19:03 WIB

Mengenal Berbagai UMKM Garut, dari Kecap hingga Minuman Berkhasiat

Melalui G Fest diharapkan dapat menarik investor untuk kembangkan UMKM Garut

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gita Amanda
Berbagai produk UMKM asal Kabupaten Garut ditampilkan dalam kegiatan Garut Festival atau G Fest di area Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Garut, Kamis (8/12/2022). Kegiatan yang menampilkan ratusan pelaku UMKM itu akan digelar hingga Sabtu (10/12/2022).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Berbagai produk UMKM asal Kabupaten Garut ditampilkan dalam kegiatan Garut Festival atau G Fest di area Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Garut, Kamis (8/12/2022). Kegiatan yang menampilkan ratusan pelaku UMKM itu akan digelar hingga Sabtu (10/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ratusan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ikut meramaikan gelaran Garut Festival atau G Fest yang digelar akhir pekan lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melaksanakan kegiatan itu untuk memperkenalkan UMKM ke masyarakat luas. Selain itu, kegiatan itu juga diharapkan dapat menarik investor untuk mengembangkan UMKM.

Salah satu produk UMKM yang ditampilkan dalam kegiatan itu adalah salah satu kecap legendaris asal Kabupaten Garut, yaitu Kecap Kuntji. Kecap yang diproduksi oleh CV Tin Tin sejak 1962 itu merupakan salah satu yang tertua di daerah itu.

Baca Juga

"Kecap kunci ini sudah terkenal di Garut, khususnya untuk para tukang bakso, kupat tahu, sate," kata Faris, sales promotion CV Tin Tin, kepada Republika, Kamis (8/12/2022).

Kendati demikian, Faris mengaku, Kecap Kuntji baru sekadar tenar di kalangan masyarakat Kabupaten Garut. Prodk kecap itu disebut masih belum populer di daerah lain.

Karena itu, saat ini pihaknya terus berupaya memasarkan produk Kecap Kuntji secara nasional. Apalagi, ia mengeklaim, Kecap Kuntji disebut lebih gurih dan manis.

"Sekarang kami akan mengembangkan, setidaknya untuk pasar Priangan Timur. Dengan ikut ini, kami harapannya lebih bisa dikenal masyarakat, sehingga kecap ini tak hanya tenar di kalangan pedagang, tapi ibu rumah tangga juga bisa masuk," kata Faris.

Tak hanya kecap yang dipamerkan dalam G Fest. Produk asal pesantren juga ditampilkan dalam kegiatan itu, salah satunya adalah minuman herbal gula aren dengan merek Gentong Mas.

Minuman yang diklaim memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, seperti diabetes, maag, kolesterol, dan asam urat, itu diproduksi di Pesantren Sadang Lebak, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut. Minuman herbal itu juga merupakan produk yang berhasil meraih juara program one pesantren one product (OPOP) tahun 2021.

"Kami juga kemarin juara OPOP 2021 sebagai minuman rempah untuk pengobatan diabetes, asma, kolesterol, yang sudah memiliki izin dari BPOM," kata Iwan Ridwan, koordinator produksi CV Gentong Mas.

Ia menjelaskan, produk minuman herbal itu telah dikembangkan sejak 2003. Ketika itu, pimpinan Pesantren Sadang Lebak berkeinginan untuk menggratiskan biaya pendidikan para santri yang belajar di tempatnya. Dari sana, tercipta ide untuk memproduksi minuman herbal.

Menurut Iwan, pihak pesantren awalnya mengumpulkan tanaman herbal yang ada di sekitar lingkungan pesantren, seperti gula aren, kayu manis, cengkeh, dan lainnya. Tanaman herbal itu kemudian diolah dan dicampur dengan habbatussauda, yang langsung diimpor dari Iran.

"Produksinya dulu awalnya masih manual. Namun, kami mendapat bantuan mesin juga dari OPOP. Dalam produksi itu, kami melibatkan para santri," kata dia.

Menurut Iwan, saat ini produksi minuman herbal dari Pesantren Sadang Lebak telah mencapai 2.000 bal per bulan, dengan omzet sekitar Rp 1 miliar. Produk itu dipasarkan ke berbagai apotek dan toko obat di berbagai wilayah Indonesia. Dengan omzet itu, sekitar 200 santri yang ada di Pesantren Sadang Lebak itu dapat belajar secara gratis.

Namun, pihak pesantren masih terus ingin mengembangkan pasar minuman herbal tersebut. Karenanya, ajang G Fes disebut menjadi salah satu wadah untuk memasarkan minuman tersebut.

"Dengan ikut acara ini, harapannya produk kita bisa makin dikenal. Apalagi di sini juga banyak pengunjung dari luar negeri. Tadi juga ada pengunjung dari Nigeria yang sudah nego masalah bahan rempah dan produk jadinya. Mudah-mudahan bisa tembus ekspor," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement