REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Ferdy Sambo, menegaskan bahwa dirinya memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E untuk menghajar Brigadir J. Sambo tidak menyatakan perintah tembak.
"Saya bilang, 'Kamu kurang ajar!' Saya perintahkan Richard untuk hajar," kata Sambo ketika menyampaikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu.
Ketika hakim bertanya bagaimana Ferdy Sambo memerintahkan Richard untuk menghajar Brigadir J, mantan KadivPropam Polri itu pun mempraktikkan dengan menyerukan 'Hajar, Cad! Kamu hajar, Cad!'.
Usai perintah tersebut ia berikan, Richard pun menembak Yosua hingga Yosua roboh.
Ferdy Sambo mengungkapkan bahwa penembakan tersebut berlangsung dengan cepat. "Itu kejadian cepat sekali. Tidak sampai sekian detik karena cepat sekali penembakan itu," ucap Sambo.
Lantas, ia pun mengaku kaget karena Richard menembak Yosua. Atas kejadian tersebut, Ferdy Sambo juga sempat memerintahkan Richard untuk berhenti ketika melihat Yosua terjatuh.
"Saya kaget, kemudian saya sampaikan, 'Setop! Berhenti!' begitu melihat Yosua jatuh. Kemudian, sudah berlumuran darah. Saya jadi panik, Yang Mulia," tuturnya.
Setelah melihat Richard menembak Yosua, Sambo mengaku sempat bingung mengenai bagaimana ia harus menyelesaikan kasus penembakan tersebut.
Kemudian, tutur Sambo melanjutkan, ia berpikir berdasarkan pengalamannya, yang paling memungkinkan dari peristiwa penembakan ini adalah kejadian tembak-menembak. "Akhirnya, kemudian saya melihat ada senjata Yosua di pinggang (Yosua), kemudian saya mengambil dan mengarahkan tembakan ke dinding, Yang Mulia," ucapnya.
Setelah itu, Sambo meletakkan senjata Yosua di samping tubuh Yosua, meminta Ricky untuk mengantar Putri Candrawathi ke rumah di Saguling, dan meminta Prayogi selaku sopir untuk menghubungi ambulans. "Karena saya berpikir, mungkin masih bisa dibawa ke rumah sakit, Yang Mulia," tambahSambo.
Sebelumnya, Ferdy Sambo juga memaparkan bahwa dirinya sempat meminta Ricky Rizal untuk menjadi back-up dirinya ketika ingin menemui Yosua dan bertanya mengenai peristiwa yang terjadi antara Yosua dengan Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah.
Ketika Ferdy Sambo bertanya kepada Ricky, apakah Ricky siap untuk menembak Yosua bila Yosua melakukan perlawanan, Ricky menyatakan bahwa dirinya tidak siap. "Saya masih berpikir siapa yang bisa back-up saya. Akhirnya, saya minta Ricky panggil Richard," ujarFerdy Sambo.
Ketika Ferdy Sambo bertanya kepada Richard, apakah Richard siap untuk menjadi back-up dirinya dan menembak Yosua apabila Yosua melawan, Sambo mengatakan bahwa Richard menyanggupi permintaan itu.
"Kamu siap nembak, nggak? 'Saya siap nembak, Pak'," ucap Ferdy Sambo ketika memperagakan obrolan antara dirinya dengan Richard di lantai tiga rumah Saguling.