Sabtu 26 Nov 2022 00:07 WIB

Kemenkes Sebut Kasus Campak dan Difteri di Aceh Cukup Tinggi

Cakupan imunisasi dasar seperti campak dan difteri di Aceh cukup rendah

Red: Nur Aini
Petugas kesehatan meneteskan vaksin kepada anak ilustrasi. Kementerian Kesehatan menyebut kasus campak dan difteri cukup tinggi di Aceh dalam beberapa tahun terakhir sehingga masyarakat diminta melindungi anak mereka dengan imunisasi dasar secara lengkap.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan meneteskan vaksin kepada anak ilustrasi. Kementerian Kesehatan menyebut kasus campak dan difteri cukup tinggi di Aceh dalam beberapa tahun terakhir sehingga masyarakat diminta melindungi anak mereka dengan imunisasi dasar secara lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kementerian Kesehatan menyebut kasus campak dan difteri cukup tinggi di Aceh dalam beberapa tahun terakhir sehingga masyarakat diminta melindungi anak mereka dengan imunisasi dasar secara lengkap.

"Campak terus meningkat karena imunisasi kita sangat rendah," kata Pelaksana Tugas Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine di Banda Aceh, Jumat (25/11/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan cakupan imunisasi dasar lengkap di provinsi paling barat Indonesia itu memang cukup rendah dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini pula yang menyebabkan anak di Aceh berisiko tinggi tertular penyakit yang selayaknya dapat dicegah dengan imunisasi, salah satunya polio atau lumpuh layu yang telah ada kasus di Kabupaten Pidie.

Ia menyebut penyakit lainnya, seperti campak dan difteri, juga banyak ditemukan di "Tanah Rencong" sebutan untuk Aceh itu. Padahal penyakit itu dapat dicegah melalui pemenuhan imunisasi dasar lengkap bagi anak.

Kemenkes mencatat pada 2020 terdapat 231 kasus campak di Aceh, pada 2021 sebanyak 79 kasus, dan pada 2022 sebanyak 1.510 kasus. Ia mengatakan kasus campak dapat memicu meningkatnya penyakit-penyakit lain, seperti pneumonia, radang otak, dan diare. "Anak yang terkena campak ini paling diwaspadai ketika memiliki komplikasi, jadi kematian bukan tidak mungkin karena kasus campak ini," kata Prima.

Kemenkes juga mencatat pada 2020 sebanyak 33 kasus difteri di Aceh, pada 2021 sebanyak 13 kasus, dan pada 2022 ada delapan kasus dengan dua di antaranya meninggal dunia.

Oleh sebab itu, Prima mengajak masyarakat Aceh untuk rutin membawa anaknya melakukan imunisasi, karena penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah melalui imunisasi. Ia mengatakan saat ini Aceh sedang melakukan sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio, tetapi ke depan diharapkan juga ada sub-PIN penyakit lainnya untuk memenuhi cakupan imunisasi. "Pelaksanaan sub-PIN harapannya untuk mengejar imunisasi dan imunisasi rutin lainnya juga harus ditingkatkan, supaya kasus campak, difteri juga bisa kita turunkan, kalau bisa jangan sampai ada,?" ujarnya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement