REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah terdampak gempa 5,6 SR di Cianjur, Jawa Barat, dan sekitarnya untuk mengidentifikasi jumlah pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa. Lewat data yang didapatkan, Kemendikbudristek akan melakukan langkah cepat untuk lekas membantu.
“Kami turut prihatin atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Cianjur dan sekitar. Saat ini kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Kami akan tindaklanjuti sesuai dengan informasi resmi yang kami terima," ujar Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, di Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Bencana alam gempa bumi berkekuatan 5,6 SR terjadi pada Senin (21/11/2022) lalu berpusat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kejadian itu menyebabkan kerusakan pada berbagai fasilitas umum, termasuk fasilitas pendidikan. Karena itu Kemendikbudristek melakukan pengidentifikasian.
Dari hasil identifikasi tersebut, kata Nadiem, Kemendikbudristek akan melakukan langkah-langkah cepat untuk membantu segera para pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa.
“Kemendikbudristek akan mengambil langkah cepat dalam membantu pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak agar akses terhadap pendidikan tetap tersedia,” kata Nadiem.
Jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur terus bertambah. Data pada Selasa (22/11/2022) mencatat sekitar pukul 17.00 WIB jumlah korban meninggal dunia mencapai 268 orang.
"Dari 268 korban meninggal, yang sudah teridentifikasi siapa-siapa jenazahnya sebanyak 122 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan di posko utama penanganan bencana gempa Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022) sore.
Selain kepala BNPB, ikut mendampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Bupati Cianjur Herman Suherman. Selain 268 orang meninggal dan teridentifikasi ada korban hilang sebanyak 151 orang yang masih dalam pencarian.
Selain korban meninggal dan hilang, kata Suharyanto, ada sebanyak 1.083 orang luka-luka serta warga mengungsi sebanyak 58.362 orang. Selanjutnya kerugian materiil rumah rusak berat 6.570 unit, rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.
Sisanya, lanjut Suharyanto, masih dilakukan pendataan. Daerah terdampak gempa sebanyak 12 Kecamatan yakni Cianjur, Karangtengah, Warungkodang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalongkulon, Sukaluyu, Pacet dan Gekbrong.
Suharyanto menambahkan, di 12 kecamatan ini sudah berdiri tempat pengungsian dan bahkan jumlahnya bertambah. Namun, tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan bagi pengungsi korban gempa di kecamatan itu.