Selasa 22 Nov 2022 11:41 WIB

Respons Jokowi, Gerindra Serukan tak Gunakan Politik Identitas pada 2024

Indonesia sudah memiliki pengalaman yang buruk akibat praktik politik identitas.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menanggapi pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengingatkan para bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal senada juga disampaikan olehnya kepada semua pihak.

"Saya mengajak juga kepada anak bangsa, marilah kita tidak terpolarisasi, tidak menggunakan politik identitas dalam menghadapi kontestasi di 2024. Dengan harapan kita bisa bersama-sama selain menghadapi pileg dan pilpres," ujar Dasco di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

Menurutnya, Indonesia sudah memiliki pengalaman yang buruk akibat politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Ia berharap hal tersebut tak terulang dan fokus dalam membantu bangsa menghadapi berbagai situasi global.

"Kita pernah mengalami yang namanya politik identitas. Tentunya hal ini, kita sangat dirugikan. Rentan perpecahan di NKRI tercinta ini," ujar Dasco.

Saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyelipkan pesan politik. Ia mengingatkan para bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang Pemilu 2024.

"Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan. Tapi jangan sampai panas. Apalagi membawa politik-politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan," kata Jokowi. 

Dalam pidatonya itu, Jokowi berkali-kali menyerukan untuk tidak memanfaatkan isu agama dalam kontestasi politik. Bangsa Indonesia, kata Jokowi, pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama, maupun politisasi suku, ras atau golongan. Oleh karena itu, kata Jokowi, cara-cara berpolitik dengan memanfaatkan isu SARA harus dihindari. 

Jokowi mengingatkan politisasi SARA akan sangat berbahaya bagi negara yang memiliki kondisi keberagaman seperti Indonesia. Kepala Negara meminta para bakal capres-cawapres untuk menjaga situasi politik agar tetap sejuk.

"Sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter hangat sedikit, syukur bisa adem," kata dia.

 

photo
Tiga Pasang Capres-Cawapres Terkuat - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement