Rabu 09 Nov 2022 20:49 WIB

Jelang RDP DPR, Warga Gelar 'Aksi Mengemis' Minta Penutupan PT Amman Mineral

Aksi ini dilakukan jelang Komisi VII DPR menggelar RDPU soal pertambangan.

Aksi teatrikal Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang Kabupaten Sumbawa Barat (AMANAT KSB) di depan gedung DPR RI, Jakarta pada Rabu (9/11). Massa mendesak penutupan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Foto: Dok AMANAT KSB
Aksi teatrikal Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang Kabupaten Sumbawa Barat (AMANAT KSB) di depan gedung DPR RI, Jakarta pada Rabu (9/11). Massa mendesak penutupan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang Kabupaten Sumbawa Barat (AMANAT KSB) menggelar aksi teatrikal di depan gedung DPR RI, Jakarta pada Rabu (9/11/2022). Mereka menuntut penutupan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Aksi tersebut bertemakan 'Aksi Mengemis Massal di DPR'. AMANAT KSB menegaskan aksi itu merupakan simbol perjuangan menegakkan keadilan terhadap kehidupan masyarakat Sumbawa Barat. 

Baca Juga

"Aksi teatrikal ini adalah simbolis yang menggambarkan masyarakat Sumbawa Barat pasca tambang yang bisa menjadi kenyataan," kata Ketua AMANAT KSB, Erry Satriyawan dalam keterangan pers pada Rabu (9/11/2022). 

Aksi ini dilakukan jelang Komisi VII DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) terkait persoalan tambang milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) pada Kamis (10/11). "Kami menuntut otoritas negara bertanggungjawab mengusut dan menyelesaikan masalah kesejahteraan warga lingkar tambang yang dibajak oknum-oknum manajemen dan penguasa di sana," lanjut Erry. 

Menurut Erry, jika Negara tidak tegas, maka akan membiarkan para pengusaha tambang semena-mena tanpa memperhatikan kesejahteraan dan tidak memberi kesempatan rakyat di sekitar wilayah tambang untuk berkembang. Hal yang penting, karena tidak adanya program pemberdayaan rakyat dan perlindungan lingkungan sebagai sumber utama kehidupan rakyat.

Erry menyatakan program pascatambang seakan menjadi momok menakutkan bagi kepastian hidup masyarakat di Sumbawa Barat. Menurutnya, pemerintah gagal mengontrol dan memberikan kepastian masa depan pasca tambang. Ia meyakini hal ini merupakan masalah fundamental karena mayoritas pertumbuhan ekonomi disana sangat bergantung dengan investasi PT AMNT.

"Kami memohon dan menggugah kesadaran nasional terhadap kejahatan yang dilakukan mafia tambang atas rakyat lokal. Para anggota DPR RI, khususnya Komisi VII bidang pertambangan, kami mohon berbuatlah, ambil langkah tegas, dan selamatkan nasib serta hajat hidup masyarakat Sumbawa Barat di NTB," harap Ery.

Ery menyebut aksi mengemis massal juga dianggap sebagai cara menggambarkan betapa rasa adil dan kesejahteraan sangat sulit diwujudkan di tanah penghasil emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia tersebut. "Perusahaan berlimpah kesejahteraan, rakyat lokal dapat sampah, limbah, kecelakaan kerja, konflik agraria, dan tidak adanya jaminan pemberdayaan masyarakat dan program pasca tambang. Ini semua mesti diakhiri," tegas Erry.

Diketahui, PT Amman Mineral International (AMI) induk dari PT AMNT, merupakan perusahaan nasional yang telah berhasil mengakuisisi saham PT Newmont Partnership, perusahaan yang berbasis di Denver, Amerika Serikat sejak 2016 lalu. Nilai akuisisinya mencapai 2,6 Miliar US atau setara sekitar Rp 33,8 trilliun.

AMANAT KSB menuding berbagai skandal atas kehadiran AMNT yaitu terkait masalah teror PHK bagi pekerja lokal, kecelakaan kerja, dugaan penyimpangan penggelontoran kewajiban Coorporate Sosial Responsibility (CSR) dan skandal penjualan limbah non B3 atau Scrap.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement