Rabu 09 Nov 2022 19:14 WIB

Adzan Romer Takut dengan Ferdy Sambo untuk Bersaksi Jujur

Adzan Romer merupakan ajudan Ferdy Sambo saat insiden terjadi.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Jaksa penuntut umum (JPU) kembali menghadirkan asisten rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi,  Susi bersama 9 orang lainnya untuk dimintai keterangan saksi dalam sidang perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (8/11/2022). Jaksa penuntut umum (JPU) kembali menghadirkan asisten rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Susi bersama 9 orang lainnya untuk dimintai keterangan saksi dalam sidang perkara dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adzan Romer mengaku merasa ketakutan mengungkap kesaksiannya terkait kronologis dan situasi pada saat pembunuhan Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat (J), Jumat (8/7). Ketakutan tersebut, ia sampaikan kepada majelis hakim dalam sidang lanjutan atas terdakwa Kuat Maruf dan Bripka Ricky Rizal (RR) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (9/11).   

Romer kembali dihadirkan oleh tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebagai saksi fakta di persidangan pembunuhan Brigadir J. Pada Selasa (8/11) kemarin, Romer juga bersaksi dalam persidangan untuk paket terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Dalam kesaksian Romer pada Selasa (8/11) dikatakan JPU, ada cerita yang berbeda dari yang disampaikan dalam persidangan pada Rabu (9/11).

Baca Juga

“Apa yang menyebabkan keterangan saudara berubah-ubah?,” tanya jaksa kepada Romer saat sidang di PN Jaksel, Rabu (9/11).

Saat menjawab pertanyaan jaksa itu, Romer mengakui kengerian yang dialaminya sebagai saksi. “Karena awalnya kami masih sangat takut memberikan kejujuran, Pak,” jawab Romer.

JPU pun merespons ketakutan Romer tersebut. “Takut kepada siapa? Kita takut hanya kepada Tuhan. Takut siapa?,” begitu kata jaksa melanjutkan pertanyaan.

Romer pun menyampaikan ketakutannya terhadap mantan komandannya itu. “Takut sama Bapak, Pak,” terang Romer.

JPU tak puas dengan jawaban Romer. Lalu menekan Romer untuk spesifik menyampaikan ketakutannya terhadap siapa. “Pak Sambo, Pak,” ujar Romer.

JPU kembali memastikan. “Jadi saudara selama ini takut bersaksi karena Ferdy Sambo?,” tanya jaksa. Romer pun mengiyakan pernyataan jaksa tersebut. “Takut saja Pak, karena ini sudah ada yang meninggal,” kata Romer.

Adzan Romer sebetulnya mantan ajudan Ferdy Sambo saat kasus pembunuhan Brigadir J terungkap. Romer adalah rekan kerja Brigadir J. dan terdakwa Bharada Richard Eliezer (RE), serta Bripka RR.

Ferdy Sambo memiliki delapan anggota ajudan. Jumlah ajudan itu belum termasuk para pekerja sekuriti yang menjaga rumahnya di Saguling III 29, di Jalan Bangka, dan di Duren Tiga 46 tempat pembunuhan Brigadir J tersebut.

Para ajudan yang tak duduk sebagai terdakwa, di persidangan diandalkan JPU sebagai saksi. Kesaksian Romer, menjadi salah satu acuan bagi jaksa dalam membuktikan peran para terdakwa dalam pembunuhan di Duren Tiga 46 itu.

Terutama untuk membuktikan tentang keterlibatan Ferdy Sambo. Karena Romer, adalah ajudan yang mengawal Ferdy Sambo dari rumah Saguling III 29 ke rumah ‘jagal’ di Duren Tiga 46 pada Jumat (8/7) saat pembunuhan terjadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement