REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajemen Arema FC akan menyelenggarakan doa bersama dan tahlil di Kantor Arema FC, Kota Malang, Kamis (10/11/2022). Kegiatan itu ditunjukkan untuk memperingati 40 hari tragedi Kanjuruhan.
Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto mengatakan, rangakaian kegiatan tersebut akan diawali dengan pembacaan Alquran pada Kamis (10/11/2022) pukul 09.00 WIB. Kemudian pada sore harinya akan dilangsungkan doa dan tahlil bersama para ustaz dari Yayasan Sunan Kalijogo, Blimbing, Kota Malang.
Tatang memastikan, kegiatan tersebut juga akan diikuti oleh seluruh pemain Arema FC. "Kemudian juga akan diikuti pelatih, official, karyawan, jajaran manajemen Arema FC, bahkan Aremania juga dipersilahkan hadir," ucap Tatang di Kota Malang, Rabu (9/11/2022).
Tatang berharap seluruh komponen masyarakat termasuk Aremania bisa menghadiri kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan amal ibadah para korban bisa diterima oleh Allah SWT. Kemudian keluarga korban bisa diberikan kekuatan dan ketabahan.
Dia juga meminta doa kesembuhan bagi korban yang mengalami luka. Kemudian juga dapat diberikan ketenangan batin dan pikiran. "Segera kondisi Malang Raya dipulihkan, dan juga kami mendoakan agar apa yang menjadi tuntutan dan keinginan Aremania agar persoalan ini segera dituntaskan,” kata Tatang.
Sebelumnya, Arema FC mengalami kekalahan saat bertemu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Kondisi ini menyebabkan dua Aremania turun ke lapangan untuk menguatkan para pemain Arema FC. Namun kedatangan tersebut direspons kurang baik oleh tim pengamanan sehingga memicu suporter lainnya turun ke lapangan.
Bukannya memberikan imbauan, tim pengamanan justru melakukan kekerasan terhadap para suporter. Bahkan, aparat kepolisian memberikan tembakan gas air mata ke sejumlah tribun. Sejumlah suporter panik dan mencoba keluar stadion tetapi pintu ditemukan dalam keadaan terkunci. Situasi ini menyebabkan para penonton sesak napas hingga ada yang meninggal dunia di tempat.
Selain itu, dilaporkan ratusan Aremania mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut. Sebagian besar mengalami sesak napas, patah tulang, iritasi mata dan sebagainya. Tercatat ada 135 orang meninggal dunia akibat tragedi tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang.