Ahad 30 Oct 2022 14:22 WIB

Nelayan Tunda Melaut Akibat Angin Kencang Melanda Lampung

Nelayan menyebut gelombang tinggi dan angin kencang membahayakan di tengah laut

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nelayan menyiapkan solar untuk persiapan melaut di dermaga PPI Lempasing, Bandar Lampung, Lampung. Angin kencang disertai hujan melanda sejumlah wilayah di Provinsi Lampung, Ahad (30/10/2022). Sebagian besar nelayan di pesisir Lampung belum berani melaut, khawatir dengan keselamatan sebagai dampak gelombang laut tinggi.
Foto: Antara/Ardiansyah
Nelayan menyiapkan solar untuk persiapan melaut di dermaga PPI Lempasing, Bandar Lampung, Lampung. Angin kencang disertai hujan melanda sejumlah wilayah di Provinsi Lampung, Ahad (30/10/2022). Sebagian besar nelayan di pesisir Lampung belum berani melaut, khawatir dengan keselamatan sebagai dampak gelombang laut tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Angin kencang disertai hujan melanda sejumlah wilayah di Provinsi Lampung, Ahad (30/10/2022). Sebagian besar nelayan di pesisir Lampung belum berani melaut, khawatir dengan keselamatan sebagai dampak gelombang laut tinggi.

Nelayan di Kotakarang, Bandar Lampung belum mau melaut untuk menangkap ikan. Gelombang laut yang tinggi mencapai 1,5 sampai 2,5 meter tersebut dinilai membahayakan saat berada di tengah laut. “Kami tunda lagi melaut, angin kencang sekali khawatir perahu motor kandas,” kata Usman, nelayan Kotakarang, Bandar Lampung, Ahad (30/10/2022).

Menurut dia, nelayan di kawasan kampung nelayan Kotakarang sudah lama tidak melaut sejak kondisi cuaca ekstrem. Selama tidak melaut lebih kurang dua pekan, para nelayan dan keluarga berkesempatan untuk membenahi kapal, jaring, dan peralatan tangkap ikan lainnya.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Usman mengatakan, seperti biasanya kalau kondisi cuaca buruk, nelayan beralih ke pekerjaan lain seperti kuli bangunan, ojek, dan berdagang. “Sudah biasa kalau tidak melaut, cari kerja sampingan untuk dapur keluarga,” ujar bapak dua anak tersebut.

Sebagian besar nelayan dengan perahu motor kapasitas besar tidak melaut, pasokan ikan di Gudang Lelang Bandar Lampung dan juga di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lempasing merosot. Dampaknya, harga ikan laut naik.

Petugas TPI Gudang Lelang, Bandar Lampung, mengakui terjadi penurunan pasokan ikan dari nelayan beberapa pekan terakhir. “Benar hasil tangkapan ikan nelayan menurun,” kata Iwan, petugas di TPI Gudang Lelang, Bandar Lampung.

Sedangkan pengecer ikan di pasar tradisional seperti Pasar Pasir Gintung merasakan jumlah ikan dan jenisnya berkurang. Pedagang terpaksa menaikkan harga jual ikan tingkat eceran. “Ikan lagi kosong, harga terpaksa naik,” kata Karmun, penjual ikan eceran.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung, Ahad (30/10/2022), kecepatan angin yang terjadi di Kota Bandar Lampung pada siang hari 9,3 KM/H, sedangkan pada malam dan dini hari mencapai 18,5 KM/H. Sedangkan kondisi cuaca cerah dan berawan, terdapat beberapa wilayah hujan ringan.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Hariyanto membenarkan dalam pekan ini terjadi cuaca ekstrem di wilayah Lampung. Menurut dia, hampir semua wilayah Lampung berpotensi besar hujan disertai angin kencang.

Dia berharap masyarakat untuk waspada dan berhati-hati karena saat ini memasuki musim hujan yang disertai angin kencang. Beberapa daerah telah terjadi banjir seperti di tiga kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yakni Sidomulyo, Candipuro, dan Katibung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement