REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Kesehatan RI mengumumkan tambahan tiga kasus konfirmasi positif sub varian omicron XBB. Kasus tersebut merupakan transmisi dari dalam negeri dan luar negeri. Dengan demikian hingga Selasa (25/10/2022) total ada 4 kasus Covid-19 varian XBB di Indonesia.
Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 subvarian Omicron, XBB, memiliki tingkat infeksi yang jauh lebih cepat dari subvarian BA.5 dan BA.2. Pasalnya, XBB memiliki kemampuan untuk mampu menerobos antibodi yang terbentuk dari kombinasi infeksi dan vaksinasi.
"Masalahnya XBB ini memiliki kemampuan dalam menerobos antibodi atau mekanisme pertahanan tubuh yang terbentuk dari kombinasi terinfeksi dan vaksinasi," kata Dicky Budiman kepada Republika, Kamis (27/10/2022).
Dicky menuturkan, dengan rendahnya deteksi dini, pemeriksaan (testing), dan tracing (pelacakan) yang dilakukan, kenaikan bisa meningkat dan mampu menembus 3.000 kasus aktif per hari. Pada Kamis (27/10), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 3.029 kasus baru hari ini. Secara total kasus konfirmasi mencapai 6.481.749.
Kemudian untuk kasus sembuh bertambah 2.954 sehingga totalnya 6.301.694. Sedangkan kasus meninggal bertambah 23 menjadi 158.522. Secara keseluruhan, kasus aktif naik 52 sehingga totalnya 21.533.
Dicky menduga sub varian XBB sudah banyak terjadi dan menular di komunitas. "Ini (kenaikan kasus) tanda yang sangat jelas bahwa subvarian ini sudah berdampak, walaupun kita agak buta karena tidak didukung dengan peta dari surveilans kita, dan genomic yang memadai," ujar Dicky.
Dicky menjelaskan, kenaikan kasus aktif termasuk dari varian XBB didukung pula oleh adanya faktor pendukung di masyarakat, yaitu makin longgarnya protokol kesehatan. Terlebih, saat ini banyak masyarakat yang abai menggunakan masker, menjaga jarak, hingga kebiasaan mencuci tangan yang sudah mulai menurun.
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto mengatakan sebagai antisipasi mencegah subvarian XBB, sudah dilakukan oleh Kemenkes bersama dinas kesehatan, dan pemerintah daerah, dengan melakukan tracing maupun testing. Selain itu, pengetatan pada pintu masuk negara akan kembali dilakukan sebagai salah satu langkah konkret dalam upaya untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
"Kami melakukan penguatan di pintu masuk, pelaku perjalanan internasional datang dari negara yang sub varian XBB seperti Singapura, Inggris dan India kami lakukan penguatan dan pengawasan yang dilakukan petugas di pelabuhan dan bandara untuk melakukan pengamatan lebih pada orang-orang yang datang dengan gejala," tutur Achmad.
“Kami akan mengecek melalui pemindai suhu tubuh (thermal scanner). (Jika) dinyatakan demam akan diperiksa lebih lanjut dan swab untuk PCR,” lanjutnya.
Namun, bila tidak ditemukan gejala saat pemeriksaan standar, pengunjung dapat melewati tahap pemeriksaan lain seperti biasa. “Pengawasan lebih mendalam pada orang yang ketika masuk di Indonesia ditemukan gejala demam (yang) mengarah (pada) Covid-19,” katanya.
Ia juga menyampaikan, saat ini untuk semua kasus positif PCR harus diperiksa lebih lanjut lewat Whole Genome Sequencing atau WGS agar bisa secara cepat mengetahui varian atau subvarian SARS COV-2 . Untuk saat ini, varian BA.5 masih mendominasi di Indonesia. “Semua kasus positif PCR harus diperiksa lebih lanjut lewat Whole Genome Sequencing atau WGS supaya bisa cepat mengetahui varian subvarian ini,” lanjutnya.
Dengan terus bermutasinya virus Covid-19, ia juga menganjurkan masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan serta meningkatkan kembali cakupan vaksinasi. Masyrakat juga diminta untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).