Rabu 26 Oct 2022 11:10 WIB

Akademisi: Penanaman Pohon Jadi Alternatif Mitigasi Longsor

Akademisi dari Unsoed sebut penanaman pohon bisa menjadi alternatif mitigasi longsor.

Dua orang warga membersihkan lumpur longsoran dari lereng Gunung Wilis yang menutup jalan di Desa Talun, Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (24/10/2022). Akademisi dari Unsoed sebut penanaman pohon bisa menjadi alternatif mitigasi longsor.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Dua orang warga membersihkan lumpur longsoran dari lereng Gunung Wilis yang menutup jalan di Desa Talun, Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (24/10/2022). Akademisi dari Unsoed sebut penanaman pohon bisa menjadi alternatif mitigasi longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Indra Permanajati mengatakan, penanaman pohon bisa jadi salah satu alternatif untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana atau mitigasi longsor.

"Penanaman pohon bisa jadi alternatif yang efektif dalam mendukung mitigasi longsor. Misalkan penanaman tanaman vetiver mempunyai karakter yang khas sebagai tanaman penguat lereng," kata Indra.

Baca Juga

Koordinator Bidang Bencana Geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut menjelaskan, sosialisasi mengenai manfaat tanaman penguat lereng sebagai upaya pencegahan longsor jangka panjang.

"Jika penanaman pohon penguat lereng dilakukan secara masif maka diharapkan akan cukup efektif mengikat tanah dan menempel pada dinding lereng, sehingga diharapkan akan menghambat terjadinya bencana longsor," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah bisa menggencarkan penanaman pohon di wilayah-wilayah yang rawan longsor.

"Misalkan di wilayah perbukitan, lereng, atau di area lain, seperti lahan kritis yang rawan terjadi bencana tanah longsor," katanya.

Indra juga kembali mengingatkan perlunya penguatan upaya mitigasi menyusul peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Tanah Air yang dikhawatirkan meningkatkan kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air yang ada di dalamnya, termasuk curah hujan. Bencana tersebut, dapat meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang dan sebagainya yang bisa dipengaruhi oleh perubahan musim.

"Mitigasi jangka pendek serta mitigasi jangka panjang untuk meminimalkan risiko bencana perlu dilakukan secara simultan," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman mengatakan pemerintah terus memperkuat koordinasi lintas sektor untuk mengoptimalkan diseminasi informasi dan edukasi terkait mitigasi bencana.

Deputi menyebutkan, koordinasi dimaksudkan untuk bersama-sama mengoptimalkan upaya pengurangan risiko bencana, dan meningkatkan sosialisasi serta edukasi mengenai pentingnya mitigasi bencana kepada seluruh masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement