Selasa 25 Oct 2022 21:52 WIB

Bertemu dengan Menkes Bahas Gangguan Ginjal, Ini Cerita Ridwan Kamil

Pemprov telah membentuk gugus tugas guna mengatasi gangguan ginjal akut ini

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Ridwan Kamil mengatakan sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (25/10/2022) malam terkait penanganan penyakit ginjal akut yang menyerang anak
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Ridwan Kamil mengatakan sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (25/10/2022) malam terkait penanganan penyakit ginjal akut yang menyerang anak

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada Senin (25/10/2022) malam.

"Kemarin (Senin, red) malam saya bertemu dengan Menkes. Informasi yang saya terima ya salah satu dugaan utama dari gangguan ginjal akut ini karena mayoritas terjadi pada anak-anak," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di sela-sela Pertemuan Forum MPR Dunia di Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga

Emil mengatakan, ia masih menunggu informasi ilmiah dari menkes. "saya hanya kepala daerah jadi informasi lanjutnya masih menunggu dari Pak Menkes," katanya.

Sambil menunggu informasi dari menkes, kata Emil, ia sudah membentuk gugus tugas untuk mengantisipasi soal gangguan ginjal akut yang menyerang pada anak."Saya sedang membuat gugus tugas untuk merespons masalah ini. Di antara menyiapkan obatnya apa dan memastikan jangan ada lagi korban," kata Emil. 

"Definisi satgas itu adalah tim koordinasi, bukan di-SK-kan, tapi saya tugaskan untuk mengkordinasikan," ujar Ridwan Kamil. 

Tugas Satgas adalah kesatu, mengkomunikasikan dan menenangkan warga bahwa negara hadir dalam penanganan isu ini. Kedua, tim koordinasi ini ditugaskan meneliti dan menangani kasus-kasus ini secara keilmuan, untuk kemudian memberikan arahan kepada masyarakat dan pemerintah dalam penanganannya.

"Sama seperti Covid-19, kalau ada fenomena baru itu kita tidak bisa segera berkesimpulan, seperti pakai masker kan awalnya buat yang sakit, akhirnya berubah buat orang sehat. Nah hal-hal begitu sedang kami tunggu dulu, tapi negara hadir," paparnya.

Tim ini  meneliti dan mengkoordinasikan peredaran sejumlah obat yang diduga sebagai salah satu penyebabnya, walaupun hingga kini belum 100 persen tekonfirmasi."Kemudian yang terakhir adalah edukasi sosialisasi," katanya.

Emil menegaskan, intinya masyarakat jangan khawatir. Masyarakat, diminta menunggu instruksi-instruksi atau arahan-arahan dari pemerintah. Ia pun memiliki balita bernama Arkana. Sedangkan hingga kini diketahui, penyakit ini kebanyakan ditemukan pada pasien usia balita."Pastilah kami hadir menyelamatkan dan membawa rasa aman kepada warga, apalagi Pak Gubernurnya punya bayi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement