Selasa 25 Oct 2022 15:29 WIB

Kritik untuk Pemerintah: Vaksinasi Booster Jadi Hal Wajib, Tetapi Vaksinnya Langka

Pemerintah menargetkan kelangkaan vaksin Covid bisa teratasi pada awal November.

Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 saat pelaksanaan vaksinasi dosis booster. Saat ini tengah terjadi kelangkaan ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia. (ilustrasi)
Foto:

Kondisi langkanya stok vaksin Covid-19 saat ini diketahui bahkan terjadi di Ibu Kota DKI Jakarta. Dikonfirmasi terkait menipisnya stok vaksin Covid-19, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini stok vaksin yang tersedia sekitar 1,2 juta.

Sebanyak 200 ribu dosis di antaranya ada di pemerintah pusat dan sekitar 1 juta dosis lainnya menyebar di berbagai fasilitas penyimpanan daerah. Ia pun memastikan, menipisnya stok vaksin Covid-19 di sejumlah daerah akan segera diatasi paling lambat akhir Oktober 2022.

"Kelangkaan ini kami akan atasi paling lambat pekan ketiga dan keempat bulan ini. Kami yakin itu," ujar Nadia saat ditemui di Jakarta, Senin (17/10/2022)

Untuk mengantisipasi kekosongan vaksin, Kemenkes, sambung Nadia, akan merelokasi vaksin di sejumlah daerah yang memiliki jumlah lebih banyak, menuju daerah yang memiliki laju penyuntikan vaksin di atas rata-rata nasional.

"Misalnya, untuk mengisi stok vaksin di Jakarta, kami relokasi dari Banten, bisa juga geser Sulawesi Selatan. Saat ini stok vaksin di pusat tidak banyak, hanya 200 ribu dosis, kalau urgen kami distribusi," terangnya.

Perihal persyaratan vaksinasi dosis ketiga sebagai syarat perjalanan, menurut Nadia masih bisa dimaklumi dengan pemberian bukti hasil tes antigen negatif. Hal itu dilakukan bila stok vaksin booster di daerah tersebut kosong.

"Kalau memang urgen untuk bepergian, mereka harus sertakan hasil tes negatif. Itu cukup," ujarnya

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga sudah memastikan Indonesia tak akan lagi membeli vaksin produk luar negeri. Vaksin dari luar negeri yang tetap diterima adalah vaksin hibah dari skema COVAX terdiri dari vaksin Pfizer dan Moderna pada akhir Oktober.

Untuk vaksin Pfizer pada Oktober akan datang sebanyak 5,5 juta dosis, November 7 juta dosis dan Desember 5 juta dosis. Sementara vaksin merk Moderna pada Oktober akan datang sebanyak 3,5 juta dosis.

"Kami akan fokus membeli vaksin Covid-19 produksi dalam negeri IndoVac dari Biofarma dan vaksin buatan Unair. Sementara ini backup juga hibah dari COVAX," ujar Budi.

Pada akhir pekan lalu, pemerintah telah memastikan bahwa, subvarian Omicron XBB telah terdeteksi di Indonesia. Masyarakat pun diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker.

Subvarian XBB menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

“Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2” ujar Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril dalam keterangan, Sabtu (22/10/2022).

Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober,” jelas Syahril.

 

photo
Vaksin booster Covid-19 - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement