Senin 24 Oct 2022 15:31 WIB

Ridwan Kamil akan Buat Satgas Penanganan Kasus Ginjal Akut

Ridwan Kamil meminta masyarakat agar tetap tenang serta mengikuti arahan pemerintah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek usai inspeksi mendadak (sidak) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). (ilustrasi).
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek usai inspeksi mendadak (sidak) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus gangguan ginjal akut terus bertambah di sejumlah daerah. Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pihaknya segera membentuk satuan tugas atau tim koordinasi untuk menangani kasus gangguan ginjal akut di Jabar.

Ridwan Kamil meminta masyarakat agar tetap tenang. Serta, mengikuti arahan pemerintah terkait penyakit yang ditemukan pada pasien anak tersebut. "Definisi satgas itu adalah tim koordinasi, bukan di-SK-kan, tapi saya tugaskan untuk mengoordinasikan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Senin (24/10/2022).

Baca Juga

Emil mengatakan, kesatu mengomunikasikan dan menenangkan warga negara hadir dalam penanganan isu ini. Kedua, tim koordinasi ini ditugaskan meneliti dan menangani kasus-kasus ini secara keilmuan, untuk kemudian memberikan arahan kepada masyarakat dan pemerintah dalam penanganannya.

"Sama seperti Covid, kalau ada fenomena baru itu kita tidak bisa segera berkesimpulan, seperti pakai masker kan awalnya buat yang sakit, akhirnya berubah buat orang sehat. Nah, hal-hal begitu sedang kami tunggu dulu, tapi negara hadir," ujarnya.

Tim ini pun, kata dia, meneliti dan mengkoordinasikan peredaran sejumlah obat yang diduga sebagai salah satu penyebabnya, walaupun hingga kini belum 100 persen terkonfirmasi. "Kemudian yang terakhir adalah edukasi sosialisasi," katanya.

Menurut Emil, ia pun memiliki balita bernama Arkana. Sedangkan hingga kini diketahui, penyakit ini kebanyakan ditemukan pada pasien usia balita. "Saya punya anak namanya Arka yang menjadi bagian dari usia yang sekarang. Pak Gubernur juga atensi banget karena bayi saya kan jadi objek-objek si isu yang sedang kita teliti ini," katanya.

Emil menegaskan, intinya masyarakat jangan khawatir. Masyarakat, diminta menunggu instruksi-instruksi atau arahan-arahan dari pemerintah.

"Pastilah kami hadir menyelamatkan dan membawa rasa aman kepada warga, apalagi Pak Gubernurnya punya bayi," katanya.

Sebelumnya diberitakan, jumlah penderita gangguan ginjal akut di Jawa Barat terus bertambah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat terdapat 33 kasus gangguan ginjal akut, yang 16 di antaranya meninggal dunia, sampai Ahad (23/10/2022).

"Ada 33 kasus, meninggal 16," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Ryan Bayusantika Ristandi.

Jumlah ini mengalami penambahan 8 kasus baru dari beberapa hari sebelumnya, yakni 20 Oktober 2022, yang saat itu masih 25 kasus gangguan ginjal akut dan 15 di antaranya meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement