REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem, Prananda Surya Paloh menilai, bahwa cibiran seakan menjadi bagian dari demokrasi. Bahkan pada akhirnya, hal tersebut sering menimbulkan friksi dalam pemilihan presiden (Pilpres).
"Satu contoh yang bisa saya ambil adalah pemilihan presiden yang sedang berlangsung dan mungkin juga akan berakhir terjadi suatu karakter assassination, ataupun juga pembunuhan karakter oleh salah satu kandidat kepada kandidat yang lain," ujar Prananda dalam pidato peluncuran Nasdem Memanggil, Senin (18/10/2022).
Menurutnya, cibiran yang menimbulkan friksi dan melahirkan pembunuhan karakter itu merupakan bentuk kemunduran demokrasi. Upaya yang seharusnya dicegah oleh seluruh elemen masyarakat.
Baca juga : Paloh Sebut Ada Pihak yang Meminta Nasdem Dikeluarkan dari Pemerintahan
"Apakah kita rela sebagai sesama anak bangsa untuk kemunduran demokrasi ini terjadi di Indonesia, saya rasa jawabannya sedehana saja, tentu tidak. Kami juga yakin tentu demokrasi adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri," ujar Prananda.
Karenanya, Partai Nasdem terus mengedepankan politik tanpa mahar. Serta, mengedepakan sosok yang memang memiliki ide dan gagasan dalam membantu restorasi Indonesia.
Kepeloporan Partai Nasdem dibuktikan ketika mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden (capres). Padahal, mantan gubernur DKI Jakarta itu bukanlah kader dari partainya.
Baca juga : Anies tak Jabat Gubernur, Ketua DPRD Kini Sebut Sumur Resapan Program Baik
"Sekarang karena kita konsisten dengan apa yang kita percayai itu, tanpa ragu-ragu kita mencalonkan calon presiden pertama 2024 ini, Bapak Anies Baswedan," ujar Prananda.
"Dalam perjalanan dan peristiwa itu adalah bukti konsistensi Partai Nasdem dalam dukungan tanpa syarat dan mahar," sambung putra Surya Paloh itu.