Ahad 16 Oct 2022 19:20 WIB

Empat Siswa SMP Depok Hanyut, KPAI: Sekolah tak Bijak Gelar Kegiatan Alam Saat Musim Hujan

Tiga siswa SMP Depok ditemukan meninggal, satu masih hilang saat jalani LDKS.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengingatkan agar sekolah tidak menggelar kegiatan di alam bebas saat musim hujan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengingatkan agar sekolah tidak menggelar kegiatan di alam bebas saat musim hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyayangkan pihak sekolah yang tidak bijak dalam menyelenggarakan kegiatan di alam bebas saat musim hujan. Apalagi, jika dilakukan di air terjun dan melibatkan aktivitas susur sungai.

"Saat hujan lebat, segala kemungkinan bisa terjadi, mulai dari tanah longsor, banjir, sampai kemungkinan banjir bandang di lokasi tersebut," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Ahad (16/10/2022).

Baca Juga

Pernyataan ini Retno ini sampaikan usai mengetahui empat siswa SMP IT Al Hikmah Kota Depok, Jawa Barat hanyut saat menjalani Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LKDS) Curug Kembar, Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Dalam kejadian itu, sebanyak tiga siswa telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sementara satu siswi lainnya hilang.

Retno mencatat, kegiatan di alam terbuka dari satuan pendidikan yang berakibat hanyutnya sejumlah peserta didik peserta kegiatan sudah berulang terjadi dan menewaskan sejumlah siswa. Dia menyebut peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2020 di Sleman (DI Yogyakarta) dan Ciamis (Jawa Barat). Dalam kejadian di Sleman, pelajar SMPN 1 Turi, Sleman yang menyusuri Sungai Sempor diterjang arus deras dari arah utara. Peristiwa menyebabkan 10 siswi meninggal dunia.

Kejadian serupa terjadi pada 15 Oktober 2021, yakni saat 21 siswa MTs di Ciamis menjadi korban kegiatan susur sungai. Sebanyak 10 siswa diselamatkan oleh warga yang turut membantu, namun 11 siswa lainnya telah ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Kemudian, kejadian malang juga menimpa empat siswa SMP IT Al Hikmah Kota Depok, Jawa Barat pada 13 Oktober lalu. Berkaca dari kejadian ini, Retno mendorong Dinas Pendidikan Kota Depok dan pihak kepolisian sesuai kewenangannya masing-masing untuk melakukan pemeriksaan atas kasus ini.

Retno mempertanyakan sejumlah hal, yakni terkait ada tidaknya kelalaian yang membuat tewasnya empat peserta didik, adakah laporan atau ijin Dinas Pendidikan Kota Depok terkait penyelenggaraan kegiatan LDKS, adakah izin orang tua, dan apakah orang tua tahu ada kegiatan susur sungai. Retno juga mempertanyakan ada tidaknya standar prosedur operasi (SOP) dalam kegiatan tersebut sehingga pembina kegiatan dan para guru sudah mempertimbangkan kondisi cuaca.

"Jika hujan, seharusnya tidak diperkenankan ada kegiatan tracking dan susur sungai, apalagi di wilayah curug, yang merupakan hulu dari sungai," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement