REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 25 anak dan balita di Jakarta meninggal dengan dugaan gagal ginjal akut. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati membenarkan data tersebut.
"DKI sudah mulai ditemukan, 20-an meninggal rilis data dari Dinas Kesehatan," ujar Yudi saat ditemui di Jakarta, Sabtu (15/10/2022).
Ia pun mengimbau agar fasilitas dan pelayanan kesehatan untuk siap siaga apabila ada rujukan pasien dengan gejala gangguan ginjal akut misterius. "Kepada seluruh RS di Jakarta Selatan, untuk siap siaga apabila ada rujukan dari Puskesmas ataupun dari pasien-pasien yang datang mengeluhakan gejala gagal ginjal," ujarnya
Yudi juga meminta para orang tua tidak panik saat menghadapi situasi di mana tengah terjadi peningkatan kasus gangguan ginjal akut ini. Orang tua diharapkan siap siaga saat menemukan gejala gangguan ginjal akut pada anak.
"Biasanya pada anak ada bengkak di bagian kaki, ada sesak juga. Waspadai jika ada gejala kesulitan dalam buang air kecil (BAK). Jangan sampai terlambat," tegasnya.
Berdasarkan data Dinkes DKI pada Jumat (14/10/2022), dari 42 kasus, sebanyak 25 orang meninggal dunia dan 10 orang dinyatakan sembuh. Sisanya sebanyak 7 orang masih menjalani rawat inap.
Dari 42 kasus, tercatat sebanyak 37 balita terkena gangguan ginjal akut misterius. Adapun sisanya 5 anak yang terkena berada di rentang usia 5-18 tahun.
Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) total ada 152 pasien anak dengan gangguan ginjal akut misterius hingga Jumat (14/10/2022).
Hingga kini, belum diketahui penyebab gangguan ginjal akut misterius tersebut. Beberapa dugaan yang muncul terkait kemungkinan keracunan obat, hingga infeksi MIS-C atau peradangan multisistem pada anak.
Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr Yanti Herman menyebut pemerintah melakukan komunikasi dengan WHO terkait investigasi yang dilakukan. "Koordinasi dengan WHO untuk melihat bersama-sama kasus acute kidney injury (AKI) di indonesia, kami sedang melaporkan ke WHO terkait dengan hal ini," ujarnya dalam Konferensi Pers secara daring, Jumat.