Senin 10 Oct 2022 13:14 WIB

MDMC Berangkatkan Tim Medis ke Pakistan, Lazismu Beri Dukungan

Seluruh tim akan diberangkatkan ke Pakistan untuk pelayanan kesehatan di Karachi

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menerjunkan Emergency Medical Team (EMT) yang akan bertugas untuk memberikan layanan kesehatan di Pakistan. Aksi ini pun mendapatkan dukungan dari Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah atau Lazismu.
Foto: MDMC
Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menerjunkan Emergency Medical Team (EMT) yang akan bertugas untuk memberikan layanan kesehatan di Pakistan. Aksi ini pun mendapatkan dukungan dari Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah atau Lazismu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir besar yang melanda sepertiga wilayah Pakistan beberapa waktu lalu mengakibatkan lebih kurang 1.500 orang meninggal dunia dan berdampak kepada 30 juta jiwa penduduk negara tersebut. Merespons hal ini, Muhammadiyah melalui Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menerjunkan Emergency Medical Team (EMT) yang akan bertugas untuk memberikan layanan kesehatan di Pakistan. Aksi ini pun mendapatkan dukungan dari Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah atau Lazismu.

Ketua MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan mengungkapkan, keberangkatan EMT Muhammadiyah ke Pakistan adalah bukti kepercayaan, maka tim harus maksimal dalam pelayanan. Ia berharap agar tim ini dapat bertugas dengan sebaik-baiknya serta membawa nama baik Muhammadiyah di kancah internasional. "Semoga EMT Muhammadiyah yang dipimpin oleh dokter Eva dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, membawa nama baik EMT Muhammadiyah yang sudah teruji," ujarnya dalam siaran pers.

Budi kemudian menambahkan, kesempatan ini dapat digunakan untuk menambah pengalaman dan ilmu dalam penanggulangan bencana. Aksi internasional memiliki tantangan sendiri yang kadang belum pernah dialami ketika memberikan pelayanan di Indonesia. "Saya berharap, tim ini akan bisa memberikan evaluasi, catatan yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi EMT Muhammadiyah sendiri," katanya.

Tim yang diberangkatkan oleh Pemerintah RI ke Pakistan terdiri atas personel gabungan yaitu Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Universitas Andalas, dan MDMC melalui EMT. Para tenaga medis ini memiliki kompetensi berbeda, seperti dokter spesialis, perawat, bidan, dan apoteker. EMT Muhammadiyah yang diberangkatkan kali ini merupakan satu-satunya tim kesehatan yang berasal dari organisasi non-pemerintah. Menariknya, seluruh personel EMT kali ini merupakan perempuan tangguh.

Hal ini mendapatkan perhatian dan apresiasi dari Ketua Umum PP 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini saat memberikan pengarahan secara daring kepada personel EMT. Ia menuturkan bahwa Muhammadiyah memiliki pandangan yang sangat maju dalam konteks perempuan, bagaimana pandangan tentang perempuan, dan bagaimana memberikan kesempatan untuk perempuan sebagaimana yang diberikan kepada laki-laki.

"Tentu dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini nampaknya kita sangat maju dan jika hal tersebut tidak didasari keyakinan, rasanya tentu tidak mudah, khususnya bagi orang terdekat dan keluarga. Namun karena ini misi kemanusiaan yang mulia, tentu dilandasi oleh nilai-nilai yang kita yakini bersama bahwa misi kemanusiaan itu begitu mulia," ujar Noordjannah, dalam siaran persnya.

Noordjannah juga menekankan misi kemanusiaan yang akan diemban srikandi persyarikatan ini merupakan bagian dari jihad. "Tim ini pastinya terlatih, memiliki kapasitas, pengalaman, dan keyakinan yang kuat. Dan keyakinan ini yang menjadikan masing-masing anggota tim menjadi kuat untuk membawa nama harum Indonesia dalam misi kemanusiaan di Pakistan," tegasnya.

Tim ini diberangkatkan pada Jumat (7/10/2022) dini hari. Sehari sebelumnya, Kamis (6/10/2022), Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto melepas rombongan tim di Graha BNPB, Jakarta. Pelepasan dilakukan secara simbolis melalui penyematan rompi kepada setiap perwakilan Kementerian kesehatan, TNI, Polri, Universitas Andalas, dan MDMC. Dalam keterangan resmi BNPB, Suharyanto menyampaikan ucapan terima kasih kepada para tenaga medis dari berbagai institusi, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Univeristas Andalas, dan MDMC untuk mulai tugas kemanusiaan di Pakistan.

Suharyanto kemudian menjelaskan, pengiriman tim medis sebanyak 29 personel itu sebagai upaya kolaborasi untuk mewujudkan solidaritas kemanusiaan dunia, khususnya rakyat Pakistan yang tertimpa bencana banjir besar sejak pertengahan Juni 2022 lalu. Melalui tim medis yang akan dikirimkan ke Pakistan, Suharyanto berharap bahwa mereka mampu memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara yang membutuhkan dan membawa nama baik Indonesia di mata dunia.

"Jaga nama Merah Putih di sana. Kita punya budaya yang selalu menyatu dengan masyarakat di mana kita bertugas. Kami yakin tim kesehatan ini bisa bersatu dengan masyarakat," pesannya.

Perwakilan MDMC PP Muhammadiyah dan juga merupakan National Program Coordinator EMT Muhammadiyah International, Abdoel Malik menerangkan, tim ini akan bertugas lebih kurang antara 14 hingga 30 hari. Ia pun menyebutkan, anggota tim ini berasal dari berbagai rumah sakit milik Muhammadiyah. Pengiriman personel EMT ini menjadi bagian dalam pengiriman bantuan tim medis ke Pakistan oleh Pemerintah RI.

"Seluruh tim akan diberangkatkan ke Pakistan untuk pelayanan kesehatan di Karachi, dengan masa tugas 14-30 hari, tergantung situasi di lapangan. Tim ini dipimpin oleh dr. Eva Delsi Djohar, Sp.EM. dari Rumah Sakit PKU Gombong. Ada dr. Aslinar, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah Aceh, turut pula sebagai personil medis pendukung yaitu dua tenaga medis dari Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi, Siti Suryani dan Titiek Ambarsari serta satu orang dari Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali, Purwani," jelas Malik.

Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Suryanto menyebutkan, pihaknya memberikan dukungan atas misi kemanusiaan yang diemban oleh EMT ini. Dukungan tersebut diberikan melalui program Muhammadiyah Aid Lazismu. Dengan demikian, ikhtiar dalam rangka internasionalisasi gerakan Lazismu dapat terlaksana sehingga mewujudkan penyaluran zakat, infak, dan sedekah yang sesuai dengan aturan.

"Sebagai bagian dari One Muhammadiyah One Response (OMOR), Lazismu memberikan dukungan pendanaan dari dana yang terhimpun untuk disalurkan melalui program Muhammadiyah Aid seperti pengiriman EMT melalui Pemerintah RI, dalam hal ini BNPB sebagai respons kemanusiaan atau kebencanaan di luar negeri. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam internasionalisasi gerakan Lazismu dan mewujudkan penyaluran amanah zakat, infak, serta sedekah yang aman syar'i, aman regulasi, dan aman NKRI," sebut Edi.

Edi menambahkan, selain memberikan bantuan berupa pengiriman tim medis yang dijembatani oleh Pemerintah RI, Lazismu juga berkoordinasi dengan elemen Muhammadiyah yang ada di negara terdampak bencana. Tujuannya adalah agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran kepada penerima manfaat. "Lazismu juga berkoordinasi dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Pakistan untuk memastikan bahwa amanah tertunaikan kepada yang berhak menerimanya," pungkasnya.

Muhammadiyah Aid merupakan bentuk penyaluran bantuan yang dihimpun oleh Lazismu saat terjadi bencana di luar negeri. Tujuannya adalah untuk membantu korban maupun penyintas bencana sehingga dapat terlayani secara manusiawi. Pada perjalanannya, Lazismu telah menyalurkan bantuan kepada beberapa negara terdampak bencana, baik bencana alam maupun konflik kemanusiaan seperti etnis Rohingya di Bangladesh, gempabumi di Nepal, topan Haiyan di Filipina, dan saudara-saudara kita di Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement