Rabu 05 Oct 2022 19:12 WIB

KPAI Mendata Jumlah Anak Korban Tragedi Kanjuruhan

KPAI mendata jumlah anak yang menjadi korban dirawat dalam tragedi Kanjuruhan.

Presiden Joko Widodo didampingi Iriana Jokowi mengunjungi korban selamat dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur. KPAI mendata jumlah anak yang menjadi korban dirawat dalam tragedi Kanjuruhan.
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo didampingi Iriana Jokowi mengunjungi korban selamat dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur. KPAI mendata jumlah anak yang menjadi korban dirawat dalam tragedi Kanjuruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) masih mendata jumlah anak yang dirawat akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Kami terus koordinasi dengan Dinkes, Dinas PPPA, termasuk menelusuri anak yang luka ringan," kata Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi KPAI Jasra Putra, Rabu (5/10/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pendataandilakukan karena belum ada data terpilah antara korban anak dan orang dewasa, sementara jumlah anak yang meninggal ada 33 anak.

Pihaknya menduga, dalam tragedi tersebut, terdapat anak-anak yang mengalami luka ringan dan langsung pulang ke rumah. Menurut dia, anak-anak ini juga harus ditelusuri keberadaan-nya agar mereka dapat diberikan pendampingan psikis.

"Bagaimana kondisi anak-anak lainnya, padahal situasi yang dihadapi sama. Artinya banyak anak yang langsung pulang, padahal membutuhkan pemulihan pasca peristiwa," katanya.

KPAI juga masih menelusuri anak-anak yang menjadi yatim maupun yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan. "Data-data ini masih kami dalami, (korban meninggal) apakah memiliki anak," kata Jasra Putra.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, tragedi di Stadion Kanjuruhan menyebabkan 131 orang meninggal dunia, 440 orang luka ringan, dan 29 orang luka berat.

Sebelumnya, kericuhan terjadi selepas pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10) malam.

Petugas keamanan menggunakan gas air mata untuk menghalau para pendukung saat kerusuhan membesar dan tindakan tersebut membuat penonton yang panik berdesak-desakan keluar dari stadion. Akibat kejadian tersebut, banyak pendukung yang meninggal dunia maupun terluka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement