Senin 03 Oct 2022 11:22 WIB

Tragedi Kanjuruhan, Mahfud: Indonesia Negara Ketiga Telan Korban Jiwa dalam Sepak Bola

Mahfud mengatakan, korban tragedi Kanjuruhan di Indonesia sebanyak 125 jiwa.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Petugas medis memindahkan jenazah korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan di RSUD Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022). Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebutkan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang mengakibatkan sebanyak 131 orang meninggal dunia.
Foto: ANTARA/R D Putra
Petugas medis memindahkan jenazah korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan di RSUD Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022). Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebutkan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang mengakibatkan sebanyak 131 orang meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, jumlah korban insiden di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tidak kurang dari 125 orang. Ia mengatakan, tragedi ini membuat Indonesia berada di urutan ketiga dalam pertandingan sepak bola yang menimbulkan korban jiwa.

"Kalau tidak bertambah kita ini akan menjadi negara terbesar ketiga yang dunia persepakbolaannya memakan korban besar di dunia. Pertama itu Peru itu jumlah korbannya 320 sekian, 328. Lalu, Ghana 126 dan yang ketiga Indonesia sekarang dengan jumlah 125 korban jiwa," kata Mahfud dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Baca Juga

Mahfud mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat terpukul dengan peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan. Ia pun berharap jumlah korban jiwa dalam peristiwa ini tidak bertambah.

Dia menuturkan, untuk menindaklanjuti tragedi tersebut, pemerintah akan membentuk tim gabungan khusus. Nantinya, tim itu bakal mengusut tuntas peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan.

"Untuk mengungkap kasus atau peristiwa Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022, maka pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF)," ungkap dia.

Sebelumnya, petugas menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya. Setelah peluit panjang ditiup, ribuan suporter masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain serta ofisial.

Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka dalam tragedi paling mengerikan nomor tiga di dunia dalam sejarah sepak bola. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement