REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin secara resmi membuka agenda Muktamar ke-16 Persatuan Islam (Persis) yang digelar di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (24/9). Hadir secara daring, Wapres menyampaikan pesan kepada Persis untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam menguatkan Islam Wasathiyyah (Islam moderat).
"Sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam yang berakar kuat, Persis diharapkan tidak saja menjembatani aspirasi masyarakat secara konstruktif, tetapi juga menjadi mitra strategis pemerintah dalam merawat demokrasi dan membangun negeri ini," kata dia dalam sambutannya.
Ma'ruf menyampaikan, jejak demokrasi di Indonesia telah melalui proses sejarah yang panjang dan semakin nyata dengan diakuinya kebebasan berpendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ormas sejatinya adalah jembatan aspirasi masyarakat sekaligus penjaga pilar demokrasi negeri ini.
Pemerintah, kata Wapres, menyadari peran ormas Islam dalam membangun bangsa ini sangat besar, baik melalui dakwah, pendidikan, kegiatan sosial ekonomi kerakyatan maupun pembangunan akhlak generasi muda atas derasnya arus modernisasi dunia.
"Pemerintah terus menggalakkan Islam Wasathiyyah sebagai upaya membangun kerukunan antarumat di dalam kehidupan bernegara. Upaya ini membutuhkan peranan ormas Islam secara lebih optimal untuk terus menguatkan Islam Wasathiyyah tersebut di kalangan umat Islam.
Wapres Ma'ruf dalam kesempatan itu juga menggambarkan bagaimana kiprah tokoh pendiri Persis di dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dia mengatakan, pendiri Persis telah memberi teladan dakwah secara ilmiah dan berdampak nyata kepada masyarakat luas.
"Untuk itu saya mengajak seluruh pengurus dan keluarga besar Persis untuk melanjutkan dan pengembangkan pola dakwah yang bijak dan damai sesuai tuntunan Alquran, ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW, dan contoh dari para dai terdahulu yang menyebarkan Islam di seluruh pelosok nusantara," ujarnya.
Dakwah yang bijak dan damai, terang Ma'ruf, telah dipraktikkan selama ratusan tahun oleh para dai terdahulu dan terbukti berhasil mengubah hati masyarakat di nusantara untuk menerima Islam tanpa paksaan. Ini karena dakwahnya adalah dakwah bil hikmah wal mau'izhotil hasanah. "Inilah yang perlu terus kita kembangkan sebagai upaya nyata mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin dalam bingkai NKRI," ucapnya.
Wapres Ma'ruf menambahkan, di tengah kondisi perekonomian nasional yang berusaha pulih dari pandemi, Persis harus meningkatkan peran aktifnya dan berkhidmat dalam dakwah ekonomi. Menurutnya, sebuah ijtihad akan membawa kemajuan ekonomi bagi seluruh umat Islam di seluruh Indonesia.
"Mengingat posisi umat Islam secara ekonomi masih berada dalam posisi marjinal. Sementara kita semua menyadari, kemerdekaan sejati dapat diraih bila umat Islam mampu mandiri secara ekonomi," katanya.
Ma'ruf menekankan, kini sudah saatnya mengokohkan sikap untuk bangkit dan membangun ekonomi serta kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, khususnya melalui pemberdayaan ekonomi UMKM yang saat ini diprioritaskan oleh pemerintah.
Wapres juga berharap, Muktamar ke-16 Persis ini menjadi forum konsolidasi yang strategis untuk menumbuhkan gerak dan langkah organisasi Persis ke depannya. Sekaligus menghasilkan berbagai kesepakatan dan rekomendasi yang berkualitas sebagai tawaran solusi untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara.
"Ketua umum (Persis) yang nantinya terpilih diharapkan mampu mengantarkan Persis semakin maju dengan program-program strategisnya lima tahun ke depan," tuturnya.