Senin 19 Sep 2022 08:25 WIB

Pengamat Nilai Kerja Sama BNPT-UNOCT Perkuat Citra Indonesia di Dunia

Robi berharap pemerintah mengambil kesempatan atas momen tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat kerjasama dengan Kantor Kontra Terorisme Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT).
Foto: Dok. Web
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat kerjasama dengan Kantor Kontra Terorisme Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah penguatan kerja sama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) dengan Kantor Kontra Terorisme Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Office of Counter Terrorism (UNOCT) dinilai memberikan dampak baik. Itu karena, menurut pengamat terorisme yang juga Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional, Robi Nurhadi, bisa memperkuat citra Indonesia di bidang keamanan.

"Tidak bisa dimungkiri bahwa sebelum ini citra Indonesia di bidang keamanan mengalami penurunan. Nah, apresiasi PBB terhadap cara-cara BNPT yang bagus dan humanis, bisa bantu pelan-pelan untuk menormalkan kembali citra tersebut", kata Robi di Jakarta, Senin (19/9/2022).

Baca Juga

Selain konten presentasi dari Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Boy Rafli Amar, yang menarik soal perlindungan hak korban terorisme pada “The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism", juga soal praktik baik dalam penanganan terorisme, seperti program flagship, Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) dan lain sebagainya.

"Saya kira wajar kalau karenanya, jajaran BNPT diapresiasi oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Bidang Kontra Terorisme PBB saat itu," ujar Robi Nurhadi.

Robi berharap, pemerintah mengambil kesempatan atas momen tersebut untuk memastikan efektivitas Bali Work Plan 2019-2025 untuk memperkuat peran Indonesia bersama ASEAN dalam penanganan deradikalisasi di dunia.

"Perkuat peran Indonesia di tingkat global. Ambil momen presidensi G20 untuk menegaskan bahwa badan-badan non ekonomi berkelas dunia. BNPT bisa lakukan itu," kata alumnus The Center for History, Politic and Strategy UKM Malaysia tersebut menambahkan.

Maka itu, Robi mengharapkan agar Presiden dan DPR jangan tanggung untuk melakukan penguatan kapasitas kelembagaan BNPT.

"Ancaman keamanan berbasis teror cenderung meningkat di tingkat global. Indonesia menjadi target terdekat dari rangkaian ancaman tersebut. Maka, penguatan kelembagaan menjadi penting," ujar Robi.

Sebelumnya, seperti dilansir dari Antara, Boy Rafli Amar memimpin Delegasi Indonesia pada The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism, yang digelar di Markas Besar PBB New York 8-9 September 2022. Kongres Global Pertama ini menjadi forum diskusi mengenai pemenuhan dan perlindungan hak dan kebutuhan korban terorisme.

Kepala BNPT menjelaskan upaya Pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hak dan kebutuhan korban terorisme, melalui penguatan kerangka legislasi dan pemberian kompensasi kepada korban terorisme masa lalu dan masa kini, termasuk korban yang merupakan warga negara asing. 

 

"Terhitung sejak tahun 2002 hingga 2022, Pemerintah telah memberikan kompensasi kepada lebih dari 700 korban terorisme," kata Boy Rafli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement