REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya pada Jeju Forum for Peace and Prosperity 2022 di Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/9/2022), menegaskan bahwa tujuan Indonesia bernegara adalah mewujudkan perdamaian abadi.
"Kami memiliki credo: bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Begitu bunyinya," kata Megawati dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis malam.
Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara kunci padaJeju Peace Forum itu bersama mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon dan Gubernur Maryland AS Larry Hogan.
Dia mengingatkan bahwa perdamaian dunia hanya dapat diwujudkan apabila setiap negara menghormati kedaulatan suatu negara dan menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan dalam sistem internasional, serta mengedepankan penyelesaian konflik melalui perundingan.
Belajar dari sejarah, kata Putri Proklamator RI Soekarno itu, ketika dunia terbagi dalam dua blok yang saling bertikai, bangsa Asia dan Afrika memberikan kontribusi penting. Itulah Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non-Blok yang menjadi jawaban terhadap Perang Dingin.
"Spirit konferensi tersebut tetap relevanhingga saat ini. Spirit yang menjadi jembatan perdamaian dan terciptanya solidaritas antarbangsa untuk bersatu mengakhiri segala bentuk perang dan tindakan kekerasan atas nama kepentingan nasional suatu negara," jelasnya.
Megawati juga menyampaikan pandangan Bapak Bangsa sekaligus Presiden Pertama Indonesia Soekarno, bahwa selama dunia masih diwarnai ketidakadilan dan penjajahan dalam segala bentuknya maka sistem internasional akan selalu bersifat anarkis.
Dijelaskannya, Soekarno berpidato di PBB pada tahun 1960, yang dikenal dengan To Build The World A New. Saat itu, Bung Karno menyerukan pentingnya penguatan kewenangan PBB di dalam menciptakan perdamaian. Syaratnya PBB harus melakukan reformasi internal dengan menempatkan setiap anggotanyamemiliki kedudukan yang sama dan sederajat, tanpa adanya preferensi hak veto.
"Itulah demokratisasi di lembaga dunia tersebut. Dalam upaya ini, guna memperkuat seluruh landasan filosofi kelahiran PBB, Soekarno mengusulkan Pancasila menjadi bagian Piagam PBB," ungkap Megawati.
Dia menjelaskam Pancasila adalah lima prinsip dasar, terdiri dari Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial. Kelima prinsip tersebut bersifat universal.
"Dengan Pancasila, persaudaraan dunia dibangun agar bangsa-bangsa hidup berdampingan secara damai dan berjuang bersama bagi dunia yang lebih makmur dan berkeadilan," kata Megawati.
Dia menambahkan gagasan pokok untuk mewujudkan tata dunia baru tersebut tetap relevan dalam situasi apa pun. Dunia yang damai, makmur, dan berkeadilan adalah suara seluruh warga bangsa, suara umat manusia tanpa kecuali.
Megawati berharap melalui JejuPeace Forum ini, semua pihak bergandengan tangan dalam satu solidaritas bangsa-bangsa yang mendambakan perdamaian abadi.