REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan mengatakan, vaksinasi booster dengan viral vector dan mRNA memberikan perlindungan tinggi terhadap varian Omicron. Bahkan, sambung Erlina, booster dari vaksin AZD1222 yaitu AstraZeneca dan vaksin mRNA Covid-19 yakni Moderna atau Pfizer memberikan perlindungan yang tinggi terhadap keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron.
"Keduanya memberikan tingkat perlindungan yang tinggi sebagai booster baik disuntikan sebagai booster homolog atau heterolog dari jenis vaksin yang diterima," terang Erlina dalam acara 'Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian', Kamis (15/9/2022).
Pemberian booster, sambung Erlina, juga dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian. Bahkan ketika subvarian baru virus muncul, hasil dari tinjauan ahli terhadap lebih dari 50 studi di dunia.
Sebanyak 22 ahli dari Asia dan Amerika Latin yang terlibat dalam studi ini menyimpulkan, strategi peningkatan booster berkelanjutan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi setahun sekali untuk populasi umum, dan setiap enam bulan untuk kelompok rentan seperti mereka yang hidup dengan penyakit kronis. Dari segi keamanan, baik data global ataupun di Indonesia, menunjukkan vaksin ini aman sampai dengan saat ini.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan sasaran vaksinasi nasional ditargetkan sebesar 234.666.020 juta penduduk. Sementara, masyarakat yang telah melakukan vaksinasi booster baru mencapai 26,46 persen atau sekitar 62.091.264 orang.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sekitar 73 persen masyarakat belum melakukan vaksinasi booster. Di satu sisi, kumulatif total dosis vaksinasi per 13 September 2022 mencapai 437.124.042 orang.