Jumat 16 Sep 2022 01:15 WIB

Ini Vaksin Booster yang Memberikan Perlindungan Paling Tinggi Terhadap Omicron Menurut IDI

Vaksin booster Covid-19 dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Petugas medis bidang Dokkes Polri memberikan vaksinasi COVID-19 ke tenaga kesehatan di Polresta Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (14/9/2022). Kementerian Kesehatan RI menegaskan vaksinasi dosis ketiga (booster) saat ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin COVID-19 yang diperkirakan jumlahnya sekitar 1,5 juta orang di seluruh Indonesia.
Foto: ANTARA/Jojon
Petugas medis bidang Dokkes Polri memberikan vaksinasi COVID-19 ke tenaga kesehatan di Polresta Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (14/9/2022). Kementerian Kesehatan RI menegaskan vaksinasi dosis ketiga (booster) saat ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan maupun tenaga pendukung kesehatan yang telah mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin COVID-19 yang diperkirakan jumlahnya sekitar 1,5 juta orang di seluruh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan mengatakan, vaksinasi booster dengan viral vector dan mRNA memberikan perlindungan tinggi terhadap varian Omicron. Bahkan, sambung Erlina, booster dari vaksin AZD1222 yaitu AstraZeneca dan vaksin mRNA Covid-19 yakni Moderna atau Pfizer memberikan perlindungan yang tinggi terhadap keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron.

"Keduanya memberikan tingkat perlindungan yang tinggi sebagai booster baik disuntikan sebagai booster homolog atau heterolog dari jenis vaksin yang diterima," terang Erlina dalam acara 'Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit Covid-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian', Kamis (15/9/2022).

Baca Juga

Pemberian booster, sambung Erlina, juga dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian. Bahkan ketika subvarian baru virus muncul, hasil dari tinjauan ahli terhadap lebih dari 50 studi di dunia.

Sebanyak 22 ahli dari Asia dan Amerika Latin yang terlibat dalam studi ini menyimpulkan, strategi peningkatan booster berkelanjutan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi setahun sekali untuk populasi umum, dan setiap enam bulan untuk kelompok rentan seperti mereka yang hidup dengan penyakit kronis. Dari segi keamanan, baik data global ataupun di Indonesia, menunjukkan vaksin ini aman sampai dengan saat ini.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan sasaran vaksinasi nasional ditargetkan sebesar 234.666.020 juta penduduk. Sementara, masyarakat yang telah melakukan vaksinasi booster baru mencapai 26,46 persen atau sekitar 62.091.264 orang.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sekitar 73 persen masyarakat belum melakukan vaksinasi booster. Di satu sisi, kumulatif total dosis vaksinasi per 13 September 2022 mencapai 437.124.042 orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement