Selasa 06 Sep 2022 14:43 WIB

Anies Baswedan akan Transformasi 28 RSUD Jadi Lebih Ramah Lingkungan

Anies tidak memberikan detail besaran anggaran untuk transformasi di 28 RSUD

Red: Nur Aini
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengubah nama rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sakit di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).
Foto: @aniesbaswedan
Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengubah nama rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi rumah sakit di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan fokus mentransformasi pengelolaan 28 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) agar lebih ramah lingkungan yang mencakup pengelolaan limbah, penggunaan air, dan membangun panel surya.

"Pengelolaannya mulai konsumsi energi sampai dengan limbahnya itu akan kami lakukan transformasi supaya berkelanjutan," kata Anies pada peluncuran program pengurangan emisi karbon di Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Adapun pengurangan emisi karbon itu dilakukan bersama dengan jaringan pemerintah kota dunia di bawah aliansi C40 meliputi program terkait perubahan iklim, fasilitas pembiayaan dan membangun fasilitas rumah sakit lebih ramah lingkungan. Nantinya, kata dia, peningkatan fasilitas pada 28 RSUD yang lebih ramah lingkungan itu memanfaatkan alokasi APBD 2022.

Namun, Anies tidak memberikan detail besaran anggaran yang dialokasikan untuk melakukan transformasi di 28 RSUD agar lebih ramah lingkungan. Anies mengungkapkan langkah itu melanjutkan upaya sebelumnya seperti untuk efisiensi energi di antaranya dengan membangun 124 panel surya pada fasilitas pemerintah, yakni rumah sakit dan sekolah.

Adapun energi listrik yang dihasilkan dari 124 panel surya itu, kata Anies, mencapai 11 Megawatt. Anies beralasan rumah sakit yang beroperasi selama 24 jam mengonsumsi energi dan air lebih besar serta menghasilkan limbah yang perlu dikelola berkelanjutan.

Ia pun mengajak sektor swasta untuk melakukan hal serupa meski ia mengakui investasi misalnya untuk energi ramah lingkungan membutuhkan biaya yang tinggi. Meski begitu, untuk merangsang minat pihak lain ikut membangun misalnya fasilitas hemat energi dengan panel surya, ia berencana memberikan insentif kepada sektor swasta di antaranya dalam hal kemudahan atau insentif pajak.

"Nanti kami coba siapkan, insentifnya terutama untuk instalasi awalnya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement