REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA, -- Usai Penyerahan perdana atau tahap I bantalan sosial pemerintah berupa bantuan langsung tunai (BLT) pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua (31/8/2022), Presiden Joko Widodo, bertolak ke beberapa lokasi di Kabupaten Papua.
Salah satu agenda kerja presiden adalah menghadiri penyerahan kunci rumah untuk warga di Kampung Doyo, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Presiden yang didampingii Ibu Negara Iriana dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, secara langsung meninjau beberapa unit rumah.
Tiga tahun lalu, tepatnya 16 Maret tahun 2019, sebanyak 105 orang meninggal dan sekira 4.000 orang mengungsi saat banjir bandang menerjang Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Dampak banjir bandang ini juga akibatkan 350 rumah rusak berat, 211 rumah terendam, 3 jembatan rusak berat, dan 8 drainase juga rusak. Selama tiga tahun, warga korban bencana banjir bandang masih tinggal di tenda pengungsian yang kondisinya tidak memenuhi standar kesehatan.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan rehabilitasi bagi para korban, termasuk merelokasi warga yang kehilangan tempat tinggal. Hunian tersebut akan dilengkapi Community Center, fasilitas usaha pertanian, dan peternakan guna memastikan keberlanjutan hidup di lokasi baru ini.
Adapun 76 unit rumah dengan tipe 36 berada di atas lahan seluas 13.170 meter persegi. Rumah ini terdiri dari satu teras, dua ruangan untuk tempat tidur, satu ruangan tamu, satu kamar mandi dan fasilitas dapur.
Para korban juga mendapatkan lahan untuk pertanian seluas 1,5 hektare. Terdapat juga fasilitas kandang ayam dengan kapasitas 2.500 ekor ayam petelur, kandang untuk beternak babi untuk 100 ekor indukan, sembilan kolam budidaya lele yang dilengkapi pompa dan saluran air untuk sirkulasi kolam, saluran drainase di tiap kandang serta pembuatan tempat untuk menyediakan pakan ternak.
”Pemerintah juga menyiapkan lahan untuk bercocok tanam dan beternak ayam, babi dan budidaya lele di sekitar permukiman yang dihuni para penerima bantuan. Tujuannya agar upaya pemberdayaan masyarakat benar-benar tepat sasaran dan akhirnya tercapai kesejahteraan di tengah masyarakat,” ujar Jokowi.
Di tempat dan waktu yang sama, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, pembangunan fasilitas di permukiman warga korban banjir bandang di daerah Doyo belumlah tuntas. Kemensos juga akan membangun fasilitas ruang belajar bersama bagi anak-anak di tengah permukiman tersebut.
”Kami akan melengkapi ruang belajar dengan komputer dan menyediakan sejumlah fasilitas lainnya seperti lapangan bola. Fasilitas ini untuk melatih semangat kebersamaan anak-anak saat belajar dan bermain,” kata Risma dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (2/9/2022).
Dia menambahkan, pola pemberian bantuan ini akan diterapkan Kemensos di daerah lain di Papua. Misalnya di daerah pegunungan Papua, seperti Puncak Jaya. Risma menyatakan, bahwa pembangunannya sudah rampung 90 persen. Menurutnya, pembangunannya tinggal menyelesaikan sarana dan prasarana pendukung saja.
Kelistrikan yang mandiri
Kemensos saat ini sedang mengerjakan fasilitas penunjang berupa listrik, jalan, dan saluran air. Meskipun belum selesai, namun rumah sudah bisa ditempati karena sudah rampung pengerjaannya.
Setiap rumah dilengkapi dengan fasilitas solar cell atau panel surya dan 10 unit sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Total nilai bantuan dari Kementerian Sosial senilai Rp 30,7 miliar.
Untuk bantuan solar cell atau panel surya, Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi beberapa bulan sebelumnya telah menginisiasi penggalangan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di kawasan bencana.
Faizal R Djoemadi yang juga didapuk sebagai ketua Ikatan Alumni Elektro ITS (IKA ELITS), turut mendampingi Presiden Jokowi dan Mensos Risma, di permukiman warga Kampung Doyo. Alumni Elektro ITS yang tergabung dalam IKA ELITS turut berkontribusi sesuai dengan bidang ilmu yang telah dipelajari di kampus, dengan menginisiasi membangun sistem listrik tenaga surya yang dirasa merupakan solusi paling efektif dan memungkinkan untuk dibangun di lokasi.
"Dengan adanya pembangkit listrik tenaga surya ini, listrik menjadi gratis dan dapat berkesinambungan serta tidak memberatkan pengeluaran bulanan para calon penghuni," katanya.
Menurut Faizal, perkembangan terbaru penyaluran bantuan solar cell di Doyo dari IKA ELITS sudah sampai dan beberapa sudah diinstalasi. Sampai hari ini, total sudah diselesaikan, jadi dari seluruh pengiriman perangkat sudah sampai di Doyo Sentani, dan sudah di instalasi di 10 rumah dan kemudian secara bertahap akan diselesaikan sampai 76 rumah plus 1 community center.
"Kemarin saat diresmikan Bapak Presiden, sudah terpasang ada di 10 unit, karena waktunya sangat cepat, nanti yang lainnya secara bertahap akan di instal sesuai jumlah rumah yang sudah diselesaikan,” kata Faizal.
Adapun langkah-langkah IKA ELITS selanjutnya, yaitu tetap melanjutkan instalasi solar cell untuk penerangan rumah dan penerangan jalan. "Jadi sekaligus disediakan tiang-tiang di depan rumah. Setiap rumah akan ada tiang penerangan jalan, jadi listrik itu tidak hanya untuk penerangan rumah tapi juga untuk penerangan jalan, sehingga lingkunganya terang tidak gelap, karena memang dibuat bagaimana komunitas itu sebagai sistem yang mandiri, berdiri sendiri," katanya.
"Tidak begitu banyak bergantung dengan listirk PLN kerana mereka belum punya pekerjaan. Imbas bencana, (warga) belum punya pekerjaan, ekonominya berantakan," sambungnya.
Diharapkan dengan komunitas yang mandiri, ekonominya tumbuh. Kata dia, setelah ekonomi tumbuuh barangkali bisa dipasang macam-macam, internet, bisa dipasang listrik dan seterusnya, yang sifatnya berbayar setelah mereka punya penghasilan sendiri.