REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dan Iriana Jokowi melihat langsung proses dan aktivitas penambangan bawah tanah di Grasberg Block Cave (GBC) underground, Kabupaten Mimika. Seperti dikutip dari siaran pers Istana, Jokowi tiba di lokasi pada Kamis (1/9) sekitar pukul 11.15 Waktu Indonesia Timur (WIT).
Sebelum menuju lokasi penambangan, Jokowi mendengarkan penjelasan Senior Vice President Underground PT Freeport Indonesia Hengki Rumbink terkait pengerjaan pertambangan bawah tanah. Untuk menuju lokasi penambangan, Jokowi dan Iriana harus menaiki elevator shaft yang bisa menampung hingga 300 orang.
“Shaft ini bisa mengangkut beban hingga 38 ton dan mencapai ketinggian 225 meter dengan waktu tempuh kurang dari 1 menit,” ucap Hengki.
Dari sini, Jokowi dan Iriana melanjutkan perjalanan menggunakan kereta khusus dengan menempuh jarak 400 meter. Setelah turun dari kereta, Jokowi kemudian berjalan kaki menuju GBC Unloading Station untuk menyaksikan proses bongkar muat hasil tambang dari kereta listrik tanpa awak.
Dalam perjalanan menuju pertambangan bawah tanah, Jokowi juga menyempatkan diri mengunjungi rumah ibadah di Deep Mill Level Zone (DMLZ) underground, Kabupaten Mimika. Di tempat itulah terdapat Masjid Al Baabul Munawwar dan Gereja Oikumene Soteria.
Jokowi dan Iriana tampak mengagumi rumah ibadah yang bukan saja unik, namun juga mencerminkan toleransi yang tinggi.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan rasa bangganya terhadap putra-putri Indonesia yang menjadi tenaga ahli berkemampuan khusus untuk mengoperasikan alat berat pertambangan berteknologi 5G. Hal ini disampaikannya saat meninjau ruang operator pengendali alat berat berteknologi 5G di OB04, Kabupaten Mimika.
“Dengan menggunakan teknologi 5G mining, yang lebih aman untuk para pekerja. Dan saya senang yang mengoperasikannya semua dari Indonesia, banyak yang dari Papua,” ucap Jokowi.
Dalam kunjungan ini juga turut hadir Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Tampak pula Presiden Komisaris PT Freeport Indonesia Richard Adkerson dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.