Kamis 01 Sep 2022 03:03 WIB

Vaksin Covid-19 Terbaru Disebut Bisa Untuk Omicron

Hampir 40 persen penduduk Indonesia belum mendapat vaksinasi lengkap Covid-19.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Prof Tjandra Yoga Aditama
Foto: Dok Pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia harus terus dikejar. Sudah beberapa hari tren kasus Covid-19 menurun, namun pada Selasa (30/8/2022) kembali naik di angka 5.070 kasus.

 

Baca Juga

"Sesudah beberapa hari kasus kita turun sekitar 3.000an maka pada kemarin Selasa 30 Agustus naik lagi jadi 5000, jadi memang Covid-19 belum sepenuhnya terkendali. Artinya, vaksinasi harus terus digalakkan," ujar Tjandra dalam keterangan, Rabu (31/8/2022).

 

Berdasarkan laman Our World in Data pada 27 Agustus 2022 menyebutkan angka cakupan vaksinasi Indonesia adalah 62,3 persen. Sehingga, masih hampir 40 persen penduduk Indonesia belum mendapat vaksinasi lengkap Covid-19.

 

Untuk dosis ketiga atau booster, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 28 Agustus 2022 menyajikan bahwa cakupan vaksin dosis ketiga adalah 25,70 persen. Artinya, sekitar tiga perempat penduduk kita belum dapat vaksinasi booster.

Diketahui varian yang mendominasi di dunia dan Indonesia sekarang ini adalah varian Omicron, sementara vaksin yang dipakai saat ini dibuat sebelum ada adanya varian Omicron. Dengan adanya hal tersebut, dunia pun sudah membuat vaksin baru, yang disebut bivalen, yang dapat memberi proteksi terhadap varian Omicron dan juga varian Covid-19 awal yang ada sejak 2020.

 

"Jadi vaksin terbaru ini sesuai dengan masalah yang ada sekarang, sayangnya vaksin terbaru ini belum ada di negara kita," tegas Tjandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement