Senin 29 Aug 2022 10:26 WIB

Gerindra Jadikan Kasus di Palembang Contoh Insiden Penghambat Kemenangan Partai

Muzani menegaskan, partai menindak tegas anggota yang mencoreng nama baik Gerindra.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus raharjo
Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Muzani berharap pemerintah tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Foto: DPR RI
Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Muzani berharap pemerintah tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra telah memberhentikan anggota DPRD Kota Palembang Sukri Zen secara tidak hormat, terkait insiden pemukulan terhadap seorang wanita di SPBU kota Palembang. Dengan pemberhentian ini, Partai Gerindra mengingatkan kepada seluruh kader jangan jadi penghambat kemenangan partai dan Ketua Umum di Pilpres 2024.

Pemecatan Sukri karena terbukti telah melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dan telah melanggar kode etik partai. Hal ini terkait perlakuan kekerasan dengan pemukulan terhadap seorang wanita yang videonya viral beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan partai tidak menoleransi setiap tindakan kekerasan, apalagi tindakan itu bertentangan dengan aturan hukum pidana. Itu sebabnya Partai Gerindra dengan cepat mengambil keputusan kepada yang bersangkutan.

"Yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat baik dari status anggota dewannya dan keanggotaan partai. Kasus Palembang kita cepat bertindak," kata Muzani, saat menghadiri konsolidasi dengan pengurus PAC dan DPC Gerindra Brebes, Tegal, dan Kota Tegal di Tembok Lor, Tegal, Jawa Tengah, Senin (29/8/2022).

Menurut Muzani, kejadian seperti ini akan menjadikan perjuangan partai menjadi semakim berat. "Jangan ada kader yang menghambat kemenangan Prabowo presiden karena tindakan-tindakan yang melanggar hukum,” kata Muzani dalam keterangannya.

Ia menegaskan, kader Gerindra harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Kader Gerindra, kata Muzani, harus memberikan pemahaman serta bantuan-bantuan yang sifatnya untuk kesejahteraan rakyat. Bukan justru malah melakukan tindakan kekerasan yang bisa mencoreng nama baik partai.

Muzani berpesan, tidak boleh ada lagi anggota Gerindra yang bertindak melakukan kekerasan seperti di Palembang. Itu adalah yang pertama dan yang terakhir. "Kita tidak ingin semangat kita memenangkan Prabowo Presiden Gerindra menang tergerus akibat ulah satu dua orang anggota partai. Partai akan bertindak tegas terhadap orang yang melakukan cara-cara seperti itu,” ujar Muzani yang juga Wakil Ketua MPR itu.

Muzani menjelaskan, Partai Gerindra saat ini tengah berjuang untuk menjadikan bangsa Indonesia kuat dan disegani dunia internasional. Perang Rusia dengan Ukraina berimplikasi terhadap adanya ancaman nyata krisis pangan dan energi yang dihadapi setiap negara di dunia.

Itu sebabnya, kata Muzani, setiap insan kader Gerindra harus berbuat kebaikan demi penguatan persatuan dan kesatuan atas ancaman tersebut. Dan sebagai partai terbesar kedua, Partai Gerindra memiliki tanggung jawab untuk terus berupaya membangun dan memajukan negara Indonesia.

"Kita harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini sudah dibangun dengan baik,” jelas Muzani.

Ia menegaskan, konsolidasi partai menjadi upaya memenangkan Ketua Umum Prabowo Subianto menjadi presiden dan memenangkan Gerindra dalam Pileg mendatang. Ia mengingatkan, jangan ada kesombongan dalam perjuangan. Seperti perasaan seolah telah kuat dan menang, padahal pilpres dan pileg belum dimulai.

"Kesombongan hanya menjadi awal kelemahan kita untuk memenangkan Prabowo presiden. Itu tidak boleh terjadi perjuangan kita kali ini,” tegas Ketua Fraksi Gerindra DPR RI itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement