REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dari Voxpol Center Reseach & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyebut pernyataan Jokowi bisa ditafsirkan sebagai sinyal dukungan ke Ketua DPR, Puan Maharani.
Pada acara Rapimnas Relawan Bravo 5, di Ancol, Jokowi mengingatkan untuk tidak buru-buru mendukung calon presiden. Menurutnya, syarat menjadi capres tidak cukup bermodalkan elektabilitas, tetapi harus didukung oleh partai politik (parpol) atau gabungan parpol. Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai.
Pangi menyebut beberapa alasan yang bisa ditafsirkan pernyataan Jokowi itu sebagai sinyal kuat memberikan dukungan kepada Puan. Pertama, PDIP sudah memberikan kode keras bahwa elektabilitas yang moncer atau tinggi tidak menjadi preferensi menentukan soal dukungan capres. “Mungkin PDIP menyadari bahwa kebutuhan Indonesia tidak bisa hanya semata indikator elektabilitas," kata Pangi dalam siaran pers, Sabtu (27/8/2022).
Kedua, lanjut Pangi, apakah nanti PDIP konsisten atau ditaklukkan oleh kehendak dan realitas politik, diujung bakal mengusung yang mungkin elektabilitasnya tinggi, yang bakal menang? Atau tetap konsisten mendukung capres yang mengakar di parpol, yang ideologis dan punya narasi kebangsaan yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan ke depannya.
Ketiga, menurut Pangi, pesan Jokowi itu ditujukan untuk Puan. Elektabilitas Puan tidak semoncer Ganjar.
“Mungkin juga Jokowi memberikan kode sinyal bahwa Mas Ganjar jangan terlalu kepedean, terlalu confidance tinggi sebab PDIP belum tentu mengusung capres yang elektabilitasnya moncer,” paparnya.