Sabtu 27 Aug 2022 03:14 WIB

Banyak Mahasiswa di Bandung Terinfeksi HIV-AIDS, Kenali Gejalanya

Faktor perilaku seksual mendominasi penyebab penularan penyakit tersebut di Kota Band

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Gambar bagaimana virus AIDS menghancurkan sistem kekebalan tubuh, ilustrasi
Gambar bagaimana virus AIDS menghancurkan sistem kekebalan tubuh, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru-baru ini publik dikejutkan dengan ratusan mahasiswa di Kota Bandung,  Jawa Barat, yang tertular Human - Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh orang dan jika berlanjut menjadi AIDS.

Tenaga Ahli Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta dokter Ede Suryadharmawan menjelaskan, HIV-AIDS adalah penyakit yang menular langsung dari manusia ke manusia. "Itu hanya bisa terjadi karena transmisi manusia yang sudah terkena HIV-AIDS di tubuhnya kemudian menularkan kepada orang lain dan akhirnya tertular," ujarnya saat dihubungi Republika, jumat (26/8/2022).

Dia menyebutkan, tansmisinya secara umum dibagi menjadi dua yaitu melalui seksual dan jarum suntik. Kalau seksual berarti bergonta-ganti pasangan. 

Ede menambahkan, jika satu orang setia tapi pasangannya tertular karena pernah berhubungan seksual dengan pengidap HIV-AIDS, maka bisa tertular dan terinfeksi. Kemudian, jika melalui berbagi jarum suntik yang tidak steril pada pengguna narkotika suntik juga terjadi penularan HIV-AIDS. 

Ede mengakui, ada potensi transmisi melalui transfusi darah tetapi sangat kecil risikonya. Sebab, kalau disuntik di fasilitas kesehatan (faskes) menggunakan jarum suntik yang steril. Juga halnya ketika transfusi donir darah di Palang Merah Indonesia (PMI) juga pasti dicek ulang. 

"Jadi, yang harus diwaspadai adalah perilaku tidak sehatnya yaitu perilaku seksual dan jarum suntik karena penularan HIV-AIDS terbanyak dua jalur ini," katanya.

Terkait penularan HIV-AIDS yang terjadi pada anak muda, Ede menjelaskan, ini berhubungan dengan perilaku anak muda yamg memilih bebas dalam pergaulan. Artinya, selalu ada persolan buruk akibat perilaku tidak sehat. 

Kata dia, jika terjadi penularan virus melalui transmisi seksual atau jatum suntik, maka orang tersebut tertular virus ini dan berstatus orang dengan HIV (ODHIV).

Artiya, kalau orang dengan ODHIV ketika mengetahui statusnya, Ede mewanti-wanti, jangan sampai menjadi orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Sebab, jika menjadi ODHA maka  muncul tanda-tanda AIDS. Artinya sudah mengalami sindromnya.

"Kalau sudah mengalami sindromnya, seorang ODHA bisa alami satu, dua, belasan hingga puluhan sindrom," katanya. 

Oleh karena itu, pihaknya berharap, masyarakat terus melakukan perilaku yang sehat, tidak melakukan perilaku yang bisa menjadi transmisi virus. Sementara bagi yang melakukan perilaku berisiko dan sudah ketahuan statusnya jadi ODHIV, maka ia meminta mempertahankan kualitas hidupnya dengan meminum Anti Retroviral (ARV). 

Ede meminta, obat ini supaya disiplin diminum. Kemudian, perbaiki gaya hidup. Karena kalau tubuh sehat, maka kondisi ODHIV akan lebih tahan dan ARV membantu sistem imunitas dalam selnya. 

Sebaliknya, kalau perilakunya kurang baik, ODHIV berpotensi menularkan virus ke yang lainnya. Kalau ODHIV bisa bertahan meminum ARV, dia manjutkan, maka dia akan terus sehat, berusia lebih lama, dan tidak jatuh ke dalam fase AIDS. 

"Jadi, targetnya adalah akhiri (ending) AIDS. Tidak ada lagi orang yang menjadi ODHA," katanya.

Terkait kemungkinan ODHIV bisa menikah,  Ede meminta, sebaiknya konseling terlebih dulu. Sebab, ada potensi menularkan virus ini lewat pernikahan.

Sedangkan mengenai menghilangkan HIV, dia mengakui, sulit karena bergantung pada perilaku manusia.  "Tentu ini berat karena yang dihancurkan virus HIV adalah pertahanan tubuh. Sehingga imunitasnya jauh berkurang (immuno deficiency), bahkan sangat minimal," katanya.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa dan ibu rumah tangga di Kota Bandung tercatat mengidap penyakit HIV/AIDS. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, faktor perilaku seksual mendominasi penyebab penularan penyakit tersebut di Kota Bandung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement