REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan sejak awal berdiri, partainya mengambil posisi untuk tetap berada di tengah. Golkar memiliki misi untuk tidak membawa Indonesia ke kiri maupun ke kanan.
Karena itu, Nurul menegaskan bahwa partainya tak mendukung segala macam bentuk politik identitas. "Kami di Partai Golkar semua sudah tahu bahwa Golkar ini adalah partai tengah, kami sangat tidak mendukung politik identitas, dengan wajahnya Golkar sejak didirikan 1964, kita tahu misinya adalah untuk tidak membuat Indonesia lari ke kiri atau ke kanan," ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Persiapan Partai Politik Menjelang Pemilu 2024: Tantangan dan Peluang', secara daring, Kamis (25/8/2022).
Nurul mengatakan, hal tersebut juga sudah dipahami oleh seluruh kader. Partai Golkar. "Kami sebagai kader sudah tahu semua bahwa kalau benderanya kuning, ya, kami nggak mungkin ngomongin politik identitas,” kata Nurul.
Ia meyakini politik identitas tidak lahir hanya dari masyarakat, tetapi juga lahir dari elite politiknya. Karena itu, penting bagi Partai Golkar untuk menegaskan kepada kader untuk tidak menggunakan isu SARA.
Selain isu politik identitas, Nurul juga menyoroti isu korupsi. Menurutnya, institusi tidak bisa dikatakan sebagai pelaku korup. "Korup adalah perilaku individu, bukan organisasi," tegasnya.