Jumat 19 Aug 2022 21:28 WIB

Bisnis Hewan Reptil Terus Bertahan Berkat Layanan Pengiriman TIKI

Sejak sekitar 2019, TIKI menyediakan layanan pengiriman hewan reptil lewat darat.

Galuh Christianto sedang mengirim beberapa paket hewan reptil di gerai TIKI Joglo, Kota Solo, Jawa Tengah.
Foto: Dok pribadi
Galuh Christianto sedang mengirim beberapa paket hewan reptil di gerai TIKI Joglo, Kota Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra

Siang itu, Galuh Christianto sedang mempersiapkan barang untuk dikirim ke pemesan di Jakarta. Dia baru saja selesai membuka ponsel, dan langsung sigap menyiapkan barang untuk dikirim ke konsumen. Bukan sembarang barang yang akan dikirim. Melainkan bayi iguana dan kura-kura hibrid.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Galuh menggeluti bisnis yang terbilang unik. Dia merupakan pedagang hewan reptil. Usaha ini sudah digelutinya sejak 2009. Semula, Galuh hanya coba-coba dari awalnya sebagai penggemar reptil. Namun, sejak 2013, ia mulai serius menekuni usaha jual beli hewan reptil. Kini sudah 13 tahun berjalan, akhirnya bisnis yang dirintisnya malah terus berkembang.

Pemilik toko Reptiles Room ini sangat terbantu dengan pemasaran daring. Banyaknya toko aplikasi dan media sosial (medsos), serta reseller membuat barang dagangannya bisa laku terus sepanjang hari. "Tiap hari minimal satu sampai lima barang kita kirim ke pelanggan," kata Galuh yang merintis bisnis dari rumahnya di Kota Solo, Jawa Tengah, ini kepada Republika, belum lama ini.

Dia sudah mengalami pahit getir bisnis hewan reptil. Dari sempat ramai karena booming hingga pasar sepi akibat banyak pesaing yang menggeluti usaha penjualan hewan reptil. Meski begitu, Galuh tetap tekun, yang membuat usahanya bisa dijadikan sandaran pemasukan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan selama pandemi Covid-19, usahanya tetap berjalan sebagaimana biasanya.

Galuh mengaku, semula bisnis yang dijalankannya sempat terkendala proses pengiriman barang. Pasalnya, pengiriman barang menggunakan jasa kurir keluar kota, apalagi luar pulau cukup repot. Sehingga, market yang terbentuk tidak terlalu besar. "Dulu harus pakai semacam surat karantina segala, kalau kirim hewan," ucap Galuh yang pelanggannya sampai dari Pulau Sumatra dan Bali.

Beruntung pada 2019, ada satu perusahaan jasa pengiriman barang yang melakukan terobosan jitu. Hal itu seiring semakin maraknya bisnis pengiriman hewan, yang sempat digandrungi masyarakat se-Tanah Air. Galuh pun menangkap peluang itu. Akhirnya, sejak medio 2019, bisnisnya semakin menggeliat setelah TIKI mau melayani pengiriman hewan keluar kota, provinsi, bahkan pulau.

 

"Ini kira-kira baru kurang lebih 2019, dilegalkan jalur pengirimannya. Sebelum 2019, sebenarnya aku sudah pakai TIKI, cuma jarang dan mahal banget. Ketika sudah dilegalkan lewat jalur darat dan tarif sama pengiriman normal, mulai rutin pakai TIKI," kata Galuh.

Dia menduga, TIKI mampu membaca peluang pasar. Sehingga perusahaan tersebut menjadi yang pertama menawarkan jasa pengiriman hewan dengan tarif normal. Padahal, dulunya ia pernah berkali-kali ditolak ketika mengirimkan hewan reptil tanpa disertai surat karantina.

"Saya sudah ribuan kali menggunakan jasa TIKI ini sejak 2019. Kemudahan akses yang membuat efisien dan jangkauan itu TIKI yang pertama, kedua opsinya ada jasa pengiriman lain lewat travel darat, ini agak mahal buanget," kata Galuh yang sudah mengirimkan ratusan jenis hewan kepada pembeli.

Selama tiga tahun ini, Galuh rutih mengirimkan paket barang keluar kota menggunakan gerai TIKI Joglo, wilayah utara Kota Solo, yang tidak jauh dari rumahnya. Pertimbangannya, ia sudah kenal dengan pegawainya, dan juga merasa tarif yang dikenakan terbilang terjangkau. Selain itu, ia juga cukup puas dengan layanan yang diberikan.

Maksudnya, ia tidak pernah komplain dengan proses pengiriman lantaran sudah menyiapkan paket dengan kondisi terbaik. Belum lagi, proses pelacakan status pengiriman barang juga mudah dengan memasukkan nomor resi.

Galuh sampai membuat video khusus bagaimana cara mengemas barang sampai tiga lapis untuk dikirim ke TIKI di akun channel Youtube pribadinya. Misalnya, ketika mendapatkan pemesanan kura-kura hibrid, ia sudah menyiapkan boks plastik. Sebelum kura-kura berukuran mungil tersebut dimasukkan, Galuh menaruh tisu yang dibasahi sedikit agar hawa dalam boks tidak terlalu panas. Selain tisu, bisa juga sebagai pengganti adalah daun kering.

Berikutnya, ia memasukkan boks ke dalam besek yang terbuat bambu. Langkah ketiga, ia menempatkan besek ke dalam kardus mi instans yang sudah dipotong atau dimodifikasi. Baru setelahnya, ia memberi lakban paket tersebut beserta alamat lengkap lokasi pengiriman.

Galuh mengungkapkan, ia sudah terbiasa mengemas barang dengan cara seperti itu agar tarif pengiriman tidak mahal. Jika boks dan besek langsung ditempatkan di kardus mi instans, nanti tarifnya bisa lebih mahal karena terkena volume, meski berat barang di bawah satu kilogram.

"Kalau kirim utuh gini mahal banget kena volume, bisa kena tarif empat kilo, jadi aku kecilin. Jangan ada celah di besek yang dimasukkan ke kardus agar tidak goyang-goyang. Bagian kardus dibuat ventilasi dikit bisa buat nafas dan kontrol panas, dan dilakban lagi biar gak lepas. Beres," kata Galuh.

Dia juga mempraktikkan cara mengirim bayi iguana ke Magelang. Lagi-lagi, ia sudah menyiapkan boks plastik yang ditempatkan di besek. Setelah itu, besek ditempatkan di kardus mi instans yang sudah dimodifikasi sehingga bentuknya pas menjadi persegi.

Setelah dirasa tidak goyang, Galuh memberi lakban kardus agar terkesan lebih rapi, sebelum dibawa ke gerai TIKI. "Nah inilah fungsinya packing. Untuk jasa pengiriman, kadang aku lebihin minta (ke pembeli) gak banyak Rp 5.000-Rp 10 ribu, sesekali aku tombok," ujar Galuh.

Karena sudah hafal jadwal di TIKI, ia memiliki tips agar pengiriman barang dilakukan pada pagi atau maksimal siang hari. Pasalnya, petugas akan mengirim barang tersebut dari Kota Solo pada pukul 15.00 WIB. Jika mengirim sore hari maka paket akan diantarkan besoknya.

Galuh merasa khawatir reptil yang ada dalam kotak bisa stres jika harus menginap lebih dulu. Hal itu lantaran bisnisnya memiliki risiko hewan yang dikirim bisa mati dalam perjalanan. Karena itu, pertimbangan pengiriman juga diperlukan agar barang sampai lokasi maksimal dua hari.

"Ini jasa pengiriman legal, jadi aku tulis hewan iguana gak masalah. Paling penting sirkulasi udara yang diperhatikan, dan bagian atas dilakban buat jaga-jaga biar gak kena hujan luntur, gampang banget," kata Galuh.

Proses pengiriman tiga lapis itu juga dirasa aman. Hal itu dibuktikan ketika ia pernah mengirim ular atau kalajengking, yang selama ini tidak ada komplain dari kurir. Hal itu lantaran hewan yang dimasukkan di dalam boks sudah nyaman, dan dikemas dengan baik menggunakan besek, dan bagian terluar dari kardus agar terlindungi dari goncangan atau tiba-tiba lepas. Petugas pun akhirnya merasa aman dan tidak khawatir ketika mengirimkan barang.

Dia mencatat, rata-rata tarif pengiriman hewan dari Kota Solo ke Jakarta Rp 20 ribu-Rp 35 ribu. Angka itu belum termasuk biaya packing, karena barang yang dikirim perlu mendapatkan perlakuan khusus. Meski begitu, Galuh merasa, sejak rutin menggunakan jasa TIKI papda 2019, tidak ada masalah berarti yang dialaminya.

"Jadi pengiriman reptil ongkos gak seberapa dibanding isinya. TIKI enaknya langsung dikirim ke rumah penerima, jadi tak perlu diambil agen. Cuma ini bisa jalur darat. Jadi biasanya kirim ke Riau, Bali, selebihnya Kalimantan, Sulawesi tak bisa, harus pakai pesawat, ada surat karantina," kata Galuh.

Meski berdagang hewan reptil semakin banyak saingan, namun Galuh merasa usaha yang dijalaninya tetap memiliki pelanggan loyal, bahkan pembeli baru. Dia selama ini fokus untuk menyasar target pasar kelas menengah ke bawah. Dia pernah menjual cicak atau kodok seharga Rp 5.000 per ekor. Agar tidak rugi, Galuh menetapkan minimal order 10 ekor. Pun penjualan serangga maupun kalajengking juga ada saja pembelinya.

Bahkan, ia pernah menjual tokek kelainan yang memiliki warna badan unik seharga Rp 3 jutaan ke pembeli luar kota. Adapun rata-rata hewan reptil yang dijualnya berkisar di angka ratusan ribu. "Jadi kita bisnis jual beli online, kalau niat beli, ditransfer, langsung kita kirim. Untuk ongkir murah kok. Apalagi sudah ada TIKI yang bisa mengirim lewat darat," kata Galuh.

Terus tumbuh

Direktur Utama TIKI, Yulina Hastuti, mengatakan, bisnis pengiriman barang termasuk sektor yang cukup berjalan baik, bahkan meningkat pada masa pandemi. Menurut dia, bisnis kurir menjadi sektor krusial saat ini dengan meningkatkan transaksi daring yang membutuhkan jasa pengantaran. "

Pada masa pandemi, di mana mayoritas sektor bisnis mengalami penurunan, bisnis TIKI tetap dapat bertumbuh. Kami juga memanfaatkan momentum tersebut dengan berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan di masa pandemi," ucapnya dalam siaran pers di Jakarta, belum lama ini.

Dalam hal rekam jejak dan visi perusahaan, menurut Yulina, TIKI telah membuktikan eksistensi bisnisnya selama lebih dari 51 tahun. Dan saat ini, TIKI merupakan perusahaan kurir swasta dengan jaringan distribusi terbesar melayani 66 kota besar di Indonesia, didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 4.000 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement