Senin 15 Aug 2022 18:05 WIB

Moeldoko: Presiden Minta Pengembangan Sorgum Jadi Pengganti Gandum Dipercepat

Pemerintah mengembangkan potensi sorgum yang secara genetik sekeluarga dengan gandum.

Rep: dessy suciati saputri/ Red: Hiru Muhammad
   Kepala Staf Kepresidenan Moedoko mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar pengembangan tanaman sorgum menjadi pengganti gandum dipercepat            Tampak pekerja memanen tanaman sorgum, di Desa Klatakan, Kendit, Situbondo, Jawa Timur.
Foto: ANTARA FOTO/Seno
Kepala Staf Kepresidenan Moedoko mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar pengembangan tanaman sorgum menjadi pengganti gandum dipercepat Tampak pekerja memanen tanaman sorgum, di Desa Klatakan, Kendit, Situbondo, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moedoko mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar pengembangan tanaman sorgum menjadi pengganti gandum dipercepat. Sebab,  Indonesia menjadi salah satu negara terdampak kebijakan larangan ekspor gandum berkepanjangan dari sejumlah negara produsen.

Ia mencotohkan, negara Kazahkstan yang melarang ekspor gandum hingga 30 September 2022, serta Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina yang menahan ekspor gandumnya hingga 31 Desember 2022. “Presiden sudah instruksikan pembuatan roadmap produksi dan hilirisasi sorgum hingga 2024 dalam rangka menghadapi krisis pangan,” kata Moeldoko di gedung Bina Graha Jakarta, dikutip dari siaran pers KSP, Senin (15/8).

Baca Juga

Moeldoko mengatakan, pemerintah mengembangkan potensi sorgum yang secara genetik satu keluarga dengan gandum. Sorgum bisa menjadi pengganti gandum untuk industri mie dan roti. “Dengan sorgum, kita tidak akan lagi ribut tentang mie instan seperti sekarang ini,” ucap Moeldoko.

Ia menambahkan, saat ini pengembangan sorgum terdapat di lahan seluas 15 ribu hektare yang tersebar di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Lampung.“Di NTT produktivitas sorgum tiga sampai empat ton per hektare. Di Jawa sebanyak empat sampai lima ton per hektare. Ini masih bisa terus ditingkatkan,” ujar Moeldoko.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement