REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP – Setelah absen selama dua tahun, Gelar Budaya Festival Nelayan kembali dihelat, Jumat (12/8/2022). Perhelatan seremonial ini merupakan bagian dari agenda wisata budaya di Kabupaten Cilacap. Antusiasme pengunjung dari berbagai daerah tak surut meski berlangsung dibawah rintik hujan.
Ada delapan kelompok nelayan yang terlibat dalam atraksi budaya ini, yakni Kelompok Nelayan Pandanarang, PPSC, Sentolo Kawat, Bengawan Donan, Lengkong, Kemiren, Tegal Katilayu, Sidakaya. Masing masing kelompok tersebut membawa jolen untuk dilarung di Pantai Teluk Penyu Cilacap.
Ditambah dengan jolen dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, PT Alam Lintas Indonesia, dan jolen tunggul dari Bupati Cilacap, total ada 11 jolen yang dilarung. Rangkaian prosesi diawali dengan upacara adat di Pendopo Wijayakusuma Cakti Cilacap.
Dalam acara ini hadir Bupati Tatto Suwarto Pamuji, Wakil Bupati Syamsul Auliya Rachman, Ketua DPRD Kabupaten Cilacap Taufik Nurhidayat, unsur Forkopimda dan para tokoh nelayan. “Laksanono adat sing wis dadi tradisi. Larunga jolen ning laut,” kata Tatto saat memerankan tokoh Bupati Cilacap ke – III Tumenggung Tjakrawerdaja III kepada peran tokoh tetua nelayan Ki Arsa Menawi.
Kesebelas jolen tersebut lantas dikirab dari Pendopo Wijayakusuma Cakti menuju Pantai Teluk Penyu Cilacap diiringi kesenian tradisional. Usai larungan, Festival Nelayan dilanjutkan syukuran dengan menggelar Wayang Kulit semalam suntuk pada Jumat malam oleh tiap kelompok nelayan Cilacap.