REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Ikan bawal putih mulai bermunculan di perairan selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menjelang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada 10 Februari 2024. Ikan jenis tersebut identik dengan perayaan Imlek.
"Ikan bawal putih memang banyak dibutuhkan oleh warga Tionghoa setiap menjelang Tahun Baru Imlek," kata Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo, Untung Jayanto, di Cilacap, Senin (22/1/2024).
Kendati demikian, Untung mengatakan ikan bawal putih yang muncul masih yang berukuran sedang. Harga jualnya pun masih relatif normal, yakni berkisar Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.
Akan tetapi, saat mendekati Imlek, menurut Untung, harga jual ikan bawal putih akan melonjak seiring dengan meningkatnya permintaan dari konsumen. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, harga ikan bawal putih ukuran besar atau di atas 6 ons per ekor bisa mencapai kisaran Rp450 ribu hingga Rp500 ribu per kilogram.
"Hasil tangkapan ikan bawal putih sudah mulai bagus, semoga nanti harganya makin bagus saat mendekati Imlek," katanya.
Mmengenai realisasi lelang ikan di delapan tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola KUD Mino Saroyo pada 2023, Untung mengatakan berdasarkan data tercatat mencapai Rp117 miliar. Menurut dia, realisasi tersebut melampaui target rencana anggaran pendapatan dan belanja KUD Mino Saroyo yang ditetapkan sebesar Rp100 miliar maupun realisasi tahun 2022 yang sebesar Rp77 miliar.
"Realisasi ini merupakan rekor karena selama saya menjadi ketua, baru kali ini bisa mencapai pendapatan di atas Rp100 miliar," kata dia yang telah 17 tahun menjadi Ketua KUD "Mino Saroyo".
Untung mengakui kondisi cuaca selama tahun 2023 yang jarang terjadi hujan dan dipengaruhi El Nino cukup menguntungkan nelayan yang melaut untuk menangkap ikan. Dalam hal ini, ketika curah hujan sangat tinggi seperti pada tahun 2021-2022 yang dipengaruhi La Nina, hasil tangkapan nelayan berupa ikan cenderung menurun.
Mengenai hasil tangkapan nelayan Cilacap pada bulan Januari 2024, Untung mengatakan berdasarkan pantauan relatif masih cukup bagus meskipun belum diketahui volumenya. Ia menduga hal itu turut dipengaruhi oleh kondisi gelombang di perairan selatan Jawa Tengah yang relatif kondusif meskipun sudah memasuki musim angin baratan.
"Biasanya pada bulan Januari sering terjadi gelombang tinggi hingga sangat tinggi sebagai dampak musim angin baratan, namun sampai saat ini masih jarang terjadi gelombang tinggi," katanya.