REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti mengatakan, peringatan Hari Pramuka yang jatuh pada 14 Agustus 2022 nanti bisa menjadi momentum untuk mendorong gerakan Pramuka sebagai agen strategis dalam mencegah dan menurunkan angka stunting di Indonesia. Terlebih, lanjut dia, di dalam Pramuka terdapat Saka Bina Husada, yakni Satuan Karya Pramuka yang bergerak di bidang kesehatan.
“Pramuka bisa berkontribusi mencegah stunting dengan memberikan edukasi bagi remaja putri tentang pola makan sehat dengan menu seimbang untuk mencegah anemia,” kata Brian, dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (13/8/2022).
Brian mengungkapkan, anemia menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama wanita usia reproduksi. Mengutip hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Ia menyebut, satu di antara dua perempuan usia 15-34 tahun di Indonesia mengalami anemia, termasuk ibu hamil.
“Padahal ibu hamil dengan anemia punya risiko tinggi melahirkan anak stunting,” jelasnya.
Brian menjelaskan, anemia yang sering terjadi pada ibu hamil disebabkan kurangnya zat besi di dalam tubuh sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Hal ini, ujar dia, berhubungan dengan kurangnya asupan nutrisi yang penting untuk pembentukan hemogoblin (protein pada sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen).
Karena itu, Brian berpesan, selain menjaga pola makan sehat dengan nutrisi seimbang, para remaja putri juga harus membiasakan untuk mengkonsumsi tablet tambah darah agar tidak mengalami anemia.
“Tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum menikah sampai saat perempuan itu hamil berpotensi melahirkan anak stunting,” jelas Brian.
Pada kesempatan itu, Brian juga mengajak anggota Pramuka merapatkan barisan dan bergerak bersama-sama memberikan edukasi pencegahan anemia pada remaja untuk menciptakan generasi penerus bebas stunting.