Senin 25 Jul 2022 20:39 WIB

Pendeta Petrus: Kami Sesali Jatuhnya Korban Ustaz dan Pendeta di Nduga

Pendeta Elias Serbaye yang jadi korban pembunuhan separatis adalah warga asli Nduga.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi terus mendalami motif  serangan KKB terhadap masyarakat sipil di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua.
Foto: Antara
Polisi terus mendalami motif serangan KKB terhadap masyarakat sipil di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, NDUGA -- Pemuka agama menyayangkan dan mengecam aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua yang telah membunuh 13 orang warga sipil, termasuk Ustaz Daeng Marannu dan juga Pendeta asli Nduga yakni Pendeta Elias Serbaye.

Ketua I Persekutuan Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Pendeta Petrus Bonyadone sangat menyayangkan pembunuhan terhadap dua tokoh agama tersebut. "Kita sesali adanya korban berjatuhan, masyarakat sipil termasuk tokoh agama, yakni pendeta dan Ustadz, ini kasus kejahatan," ujar Pendeta Petrus dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (25/7/2022).

Baca Juga

Petrus menjelaskan, pendeta adalah bekerja dan melayani umat, berada di tengah-tengah tanpa memiliki kepentingan tertentu, yang harusnya dilindungi bukan malah dijadikan korban. Terlebih, kata dia, sosok Pendeta Elias Serbaye merupakan warga asli Nduga.

"Dia membela warga sipil, dia membela saudara-saudara yang dari luar itu sehingga jadi korban. Kami 'gereja' telah bersikap netral, kami merangkul semua pihak dan tidak punya kepentingan apapun. Namun yang kami sesali kenapa justru kami menjadi korban, kita sangat sesali itu. Almarhum Pendeta Elias Serbaye bukan orang lain sebetulnya, karena masih satu suku dan satu daerah," ucapnya.

Karena itu, Pendeta Petrus berharap kasus ini menjadi perhatian serius dari pihak berwajib. "Yang jelas, kita berharap kasus ini menjadi perhatian serius. Ini adalah kasus kejahatan yang harus ditangani secara serius oleh pihak berwajib, agar kedepan tidak ada lagi kasus serupa," kata dia.

Dia menambahkan, semua pihak harus bekerjasama menyelesaikan kasus tersebut, baik tokoh adat dan agama, maupun pemerintahan dan aparat TNI-Polri.

"Saya pribadi melihat hal ini mungkin perlu diberikan ruang khusus bagi pemerintah daerah setempat dengan aparat keamanan untuk menyelidiki secara baik. Dan menindak tegas para pelaku, karena peristiwa ini berdampak luas bagi masyarakat  dan semua bisa terhambat," jelasnya.

n/Muhyiddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement