Kamis 21 Jul 2022 13:59 WIB

Nasdem-Demokrat Sebatas Intens Berkomunikasi, Belum Resmi Berkoalisi

Nasdem mengakui intensitas komunikasi dengan Demokrat dan PKS sangat tinggi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (ketiga kanan) didampingi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) didampingi jajaran petinggi kedua partai memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan tertutup di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Pertemuan antara Partai Demokrat dan Partai NasDem tersebut untuk mempererat komunikasi dan silaturahmi.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (ketiga kanan) didampingi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kanan) didampingi jajaran petinggi kedua partai memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan tertutup di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Pertemuan antara Partai Demokrat dan Partai NasDem tersebut untuk mempererat komunikasi dan silaturahmi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengakui bahwa pihaknya intens berkomunikasi dengan Partai Demokrat dalam beberapa waktu terakhir. Namun, ia menjelaskan bahwa hal tersebut tak berarti bahwa keduanya akan berkoalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Bahwa memang akhir-akhir ini Demokrat intens berkomunikasi dengan Nasdem, iya. Tapi apakah itu pertanda kita sudah melakukan koalisi, tidak," ujar Ali saat dihubungi, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga

Partai Nasdem, jelas Ali, masih sangat terbuka dengan partai manapun yang ingin menjalin komunikasi dan koalisi. Namun ia mengakui, intensitas komunikasi Partai Nasdem dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memang lebih tinggi.

"Tentunya dalam rangka untuk menjajaki pikiran-pikiran, kesamaan berpikir kita, jadi pemahaman dan lain-lain. Nah apakah sudah koalisi? Tidak juga, tapi kita tidak boleh munafik mengatakan tidak mengatakan akan ke arah ke situ," ujar Ali.

Adapun terkait sosok yang akan diusung untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024, ia menjelaskan bahwa Partai Nasdem belum memutuskannya. Mengingat pihaknya memiliki  tiga bakal calon presiden hasil rapat kerja nasional (Rakernas), yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Tapi apa pun itu artinya ketika kita kemudian mengusung orang kita ingin menang. Keinginan menang itu kita menghitung secara hati-hati," ujar Ali.

"Kemudian kedua, bukan hanya menang kita ingin ke depan bangsa ini lebih baik daripada hari ini. Tentunya baik-buruknya bangsa ini ke depan ditentukan siapa pemimpinnya yang akan lahir di tahun 2024," sambungnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, segala hal yang berkaitan dengan koalisi untuk Pemilu 2024 masihlah sangat cair. Namun ia melemparkan sinyal kepada Partai Nasdem, semoga kedua partai bergandengan menuju 2024.

"Beliau juga senior nih dulu pernah di Demokrat, semoga kita bisa bergandengan tangan bersama nih menuju 2024 nanti," canda Herzaky kepada Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR Saan Mustopa dalam diskusi yang digelar Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Rabu (20/7/2022).

Saan pun menjawab singkat, Partai Nasdem dan Partai Demokrat memiliki peluang untuk berkoalisi.  Bahkan berpeluang mengusung sesuatu yang sama, meskipun ia tak menjelaskan lebih detail maksud jawabannya tersebut.

"Bareng kita, mengusung yang sama," ujar Saan.

 

photo
Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement