REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare hingga 2024. Capaiannya kini baru 10 persen.
"Capaian rehabilitasi mangrove total sekitar 60 ribu hektare tahun 2021," ungkap Deputi Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Kus Prisetiahadi dalam acara BRGM di Jakarta, Selasa (19/7/2022).
Kus mengatakan, capaian rehabilitasi 60 ribu hektare itu merupakan hasil kerja sejumlah pihak seperti Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pihak swasta lewat dana CSR, dan masyarakat. Adapun Kemenko Marves hanya bertugas merangkum data hasil rehabilitasi mangrove oleh sejumlah pihak tersebut.
Kendati sudah 60 ribu hektare hutan mangrove sudah direhabilitasi atau ditanam ulang, tapi tak semuanya berhasil. Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi BRGM Satyawan Pudyatmoko mengatakan, dari 35 ribu hektare hutan mangrove yang direhabilitasi pihaknya, sebanyak 13.400 di antaranya sudah dilakukan monitoring dan evaluasi.
"(Monitoring dan evaluasi menujukan) keberhasilan rehabilitasinya antara 70 sampai 80 persen. Sebanyak 20 persen gagal karena faktor alam," kata Satyawan dalam kesempatan sama.
"Masalah beratnya adalah (bibit mangrove) tidak tumbuh karena terkena abrasi air laut," imbuhnya.
Untuk diketahui, target Jokowi merehabilitasi 600 hektare hutan mangrove tertera dalam Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. Beleid itu ditandatangani Jokowi pada Desember 2020. Artinya, program rehabilitasi mangrove itu baru berjalan efektif tahun 2021.