Jumat 08 Jul 2022 18:27 WIB

Tewasnya Abe Jadi Catatan di Segelintir Kasus Kekerasan Politik Jepang

Serangan kepada Shinzo Abe dianggap mencoreng demokrasi di Jepang.

 Seorang karyawan membagikan edisi tambahan surat kabar Yomiuri Shimbun yang melaporkan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak, Jumat, 8 Juli 2022, di Tokyo. Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak dalam pidato kampanye Jumat di Jepang barat dan diterbangkan ke rumah sakit terdekat tetapi dia tidak bernapas dan jantungnya berhenti, kata para pejabat.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Seorang karyawan membagikan edisi tambahan surat kabar Yomiuri Shimbun yang melaporkan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak, Jumat, 8 Juli 2022, di Tokyo. Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak dalam pidato kampanye Jumat di Jepang barat dan diterbangkan ke rumah sakit terdekat tetapi dia tidak bernapas dan jantungnya berhenti, kata para pejabat.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Kamran Dikarma, Lintar Satria

Kematian mantan perdana menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, mengejutkan warganya. Suasana duka sungguh terasa di Jepang pada Jumat (8/7/2022). Kesedihan membanjiri negara tersebut, yang terakhir menyaksikan seorang perdana menteri dibunuh hampir 90 tahun yang lalu, merefleksikan betapa jarangnya kekerasan politik terjadi.

Baca Juga

"Saya sangat terkejut," kata Gubernur Tokyo Yurike Koike dalam sebuah konferensi pers rutin sebelum kematian Abe diumumkan. Koike tampak menahan air matanya dalam kesempatan tersebut. "Apapun alasannya, tindakan yang begitu keji tidak dapat dimaafkan. Ini hinaan terhadap demokrasi."

Koki Tanaka (26 tahun), seorang pekerja teknik informasi di Tokyo, menyuarakan pendapat serupa. "Saya tercengang bahwa hal seperti ini dapat terjadi di Jepang."

Ketika pembunuhan massal terjadi, seperti saat 19 orang tewas dibunuh di sebuah fasilitas untuk orang dengan gangguan jiwa pada 2016, hal itu biasanya dilakukan dengan pisau. Serangan terhadap politikus juga bukan sesuatu yang biasa terjadi. Hanya segelintir kejadian yang tercatat dalam setengah abad terakhir.

Kejadian yang paling mencuat adalah pada 2007 di mana wali kota Nagasaki ditembak mati oleh seorang anggota geng, yang kemudian memicu semakin diketatkannya kebijakan senjata api. Pembunuhan seorang mantan perdana menteri terakhir terjadi pada tahun 1936.

Pria yang ditangkap sebagai tersangka penembak Abe adalah mantan anggota militer Jepang yang menembakkan senjata api rakitan sendiri, menurut laporan-laporan media. Menteri Pertahanan Nobuo Kishi, adik dari Abe, menolak berkomentar atas laporan-laporan tersebut.

Reaksi terhadap penembakan itu membanjir media sosial. Pada Jumat petang topik terpopuler di Twitter Jepang adalah "Abe-san", seperti dikutip dari Reuters.

"Saya terus gemetar. Ini adalah akhir dari Jepang yang damai," kata seorang pengguna Twitter Nonochi.

"Ada banyak politikus yang saya ingin lihat pergi, namun pembunuhan tidak dapat dimengerti. Ini adalah awal dari berakhirnya demokrasi."

Kepolisian sudah melakukan penggeledahan ke kediaman pelaku. Di sana polisi menemukan alat yang diduga sebagai bahan peledak, seperti dikutip dari BBC. NHK melaporkan, tim penjinak bom sedang bersiap-siap mengeluarkan bahan-bahan peledak tersebut dari kediaman pelaku.

Insiden penembakan terhadap Abe terjadi sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Dia ditembak dari arah belakang. Menurut keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian dan video yang viral di media sosial, pelaku melepaskan dua kali tembakan.

TBS Television melaporkan, Abe tertembak di bagian dada sebelah kiri dan tampaknya juga di leher. Abe tersungkur setelah penembakan dan dievakuasi ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter atau ambulans udara dalam keadaan kritis.

Menurut seorang dokter yang menanganinya, Abe kehabisan darah akibat dua luka dalam yang dialaminya. Dia sudah tak menunjukkan tanda-tanda vital ketika tiba di rumah sakit. Abe akhirnya dilaporkan meninggal sekitar pukul 17.03 waktu setempat.

Sementara itu, pelaku penembakan segera disergap personel polisi sesaat setelah melepaskan tembakan ke arah Abe. Pelaku teridentifikasi bernama Tetsuya Yamagami, pria berusia 41 tahun. Polisi turut mengamankan senjata seperti shotgun rakitan yang digunakan Yamagami.

Menurut laporan Fuji TV, Yamagami adalah penduduk Nara. Dia mantan anggota Pasukan Bela Diri Maritim Jepang yang juga dikenal sebagai Angkatan Laut Jepang. Fuji TV mengonfirmasi, senjata yang digunakan Yamagami adalah rakitan.

NHK, dalam laporannya mengungkapkan, kepada tim penyidik Yamagami mengakui, dia tidak senang dengan Abe. Saat melakukan aksinya, Yamagami memang berniat membunuh mantan perdana menteri Jepang dua periode, yakni pada 2012-2020.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement