REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, dana desa 2022, sudah disalurkan sebesar Rp 32,1 triliun per 4 Juli 2022. Capaian ini lebih besar 20 persen dibanding periode sama pada tahun lalu.
“Angka ini lebih tinggi 20 persen dari tahun 2021. Di mana per 1 Juli 2021 itu baru Rp 26,7 triliun,” kata Abdul dalam siaran persnya, Selasa (5/7).
Dengan tersalurkannya dana desa 2022 sebesar Rp 32,1 triliun, kata dia, berarti realisasi penyalurannya sudah 47,7 persen. Dana tersebut sudah dicairkan ke 72.155 desa.
Halim menjelaskan, secara peruntukkannya, Dana Desa 2022 digunakan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi 6,3 juta warga miskin di desa, dengan total nilai sebesar Rp 8,6 triliun. Selain itu, dana desa 2022 juga sudah digunakan untuk Padat Karya Tunai Desa (PKTD) sebesar Rp 994 miliar.
"Program PKTD ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 560.497 warga desa," kata Halim.
Selain itu, Dana Desa 2022 juga digunakan untuk Desa Aman Covid-19 sebesar Rp 2,7 triliun, ketahanan pangan sebesar Rp 5,4 triliun dan kegiatan prioritas desa lainnya mencapai Rp 12,9 triliun.
Halim menjelaskan, BLT Dana Desa 2022 diutamakan untuk perempuan. Sebab, selama ini dipahami bahwa kemiskinan struktural menimpa lebih buruk pada Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA). Tapi, mereka justru lebih sulit mendapatkan bantuan dan akses pemberdayaan.
Oleh karena itu, BLT dana desa kini memberikan porsi sangat tinggi agar PEKKA mendapatkan bantuan sosial. Proporsi PEKKA tidak pernah kurang dari 30 persen KPM. "Bahkan rata-rata proporsi PEKKA penerima BLT dana desa di lima provinsi melebihi 50 persen," ujarnya.