REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kembali kasus positif Covid-19 terjadi di hampir seluruh negara akibat varian BA.4 dan BA.5. Berdasarkan hasil diskusi dengan para epidemiolog, kenaikan kasus yang terjadi saat ini disebabkan karena kurangnya kewaspadaan dan juga tak sedikit negara yang terlalu terburu-buru untuk melonggarkan protokol kesehatan maupun vaksinasi.
“Hasil diskusi dengan para epidemiolog itu disebabkan karena kekurangwaspadaan dari beberapa negara dan terlalu terburu-buru mengendorkan protokol kesehatan maupun vaksinasi,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Senin (4/7/2022).
Meskipun demikian, Menkes mengatakan, kenaikan kasus di Indonesia relatif jauh lebih baik dengan kondisi populasi yang sangat banyak. Menurutnya, hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia yang dinilai jauh lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan juga melakukan vaksinasi.
Karena itu, Menkes menegaskan agar masyarakat tetap konsisten menjalankan protokol kesehatan. Pemerintah pun masih memberlakukan kebijakan untuk menggunakan masker jika di dalam ruangan.
Sedangkan jika berada di luar ruangan, masyarakat diperbolehkan untuk tak menggunakan masker asalkan tidak berada di dalam kerumunan atau tidak dalam kondisi sakit. Selain itu, pemerintah juga mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster guna meningkatkan antibody tubuh.
Lebih lanjut, Menkes Budi menyampaikan, berdasarkan pengamatan kenaikan kasus di negeri lain, puncak lonjakan kasus di Indonesia saat ini pun diprediksi sudah terjadi. Namun, pemerintah masih akan melakukan pengamatan hingga dua pekan ke depan.
“Kami mengamati kalau kasus di luar negeri itu dalam 30 hari sampai 40 hari sejak kasus ditemukan itu puncaknya tercapai. Nah Indonesia ini sudah sekitar 30 hari. Jadi kita mungkin masih ada satu atau dua minggu ke depan, kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain seharusnya puncaknya sudah tercapai,” jelasnya.
Puncak gelombang kasus biasanya akan tercapai jika dominasi satu varian sudah tinggi. Dominasi varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai lebih dari 80 persen dari hasil genome sequence yang telah dilakukan. Bahkan di Jakarta, dominasi varian BA.4 dan BA.5 telah mencapai 100 persen.
Berdasarkan pengalaman pada puncak kasus sebelumnya, kasus akan mulai menurun jika dominasi varian sudah mencapai hampir 100 persen dari hasil genome sequence. “Jadi sekarang kita melihat walaupun kasusnya naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia,” jelasnya.