Kamis 30 Jun 2022 13:20 WIB

Sekjen MUI Doakan Gerakan Duet NU-Muhammadiyah di Pilpres 2024

Keteladanan kepemimpinan Muhammadiyah, NU dan Ormas Islam perlu ditransfromasi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Majelis Pimpinan Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (MPP ICMI Muda)  saat bersilaturahim ke Pengurus Pusat Muhammadiyah, di Jakarta
Foto: Dok ICMI Muda
Majelis Pimpinan Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (MPP ICMI Muda) saat bersilaturahim ke Pengurus Pusat Muhammadiyah, di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Buya Amirsyah Tambunan menerima silaturahim Majelis Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (MPP ICMI Muda) di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (29/6/2022). Ketua Dewan Istiqamah ICMI Muda, AM Iqbal Parewangi, mengungkapkan kunjungan ICMI Muda ke MUI dalam rangka menyampaikan komitmen ICMI Muda untuk senantiasa istiqamah mengusung gagasan keumatan, termasuk kepemimpinan umat untuk bangsa.

"Dalam hal ini, kami mohon doa restu dan arahan dari Majelis Ulama Indonesia terkait apa yang kami sebut sebagai gerakan Pilpres 2024 duet NU-Muhammadiyah atau duet Muhammadiyah-NU. Itu inti yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini," kata Iqbal dalam keterangan pers, Kamis (30/6/2022). 

Baca Juga

Terkait desain kepemimpinan nasional, Iqbal mengatakan, ICMI Muda berharap bangsa Indonesia semakin arif membaca sejarah tentang betapa cemerlangnya kepemimpinan umat untuk bangsa. Seperti yang ditunjukkan selama ini oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. 

"Keteladanan kepemimpinan Muhammadiyah, NU, dan ormas Islam dalam sejarah perlu ditransformasi menjadi kepemimpinan kekinian dan masa depan bangsa ini,” kata Iqbal yang juga penggagas gerakan "Pilpres 2024, Duet NU-Muhammadiyah".

Iqbal menyontohkan keteladanan tersebut dengan menyebutkan sejumlah data. Di bidang pendidikan, ada 27 ribu pesantren yang dikelola secara swadaya oleh ormas dan umat Islam. Sebanyak lima persen dari total sekolah menengah di Indonesia adalah milik persyarikatan Muhammadiyah. Iqbal juga menyebut 800 ribu lebih masjid di Indonesia merupakan lahan pendidikan generasi bangsa yang luar biasa.

"Pertanyaannya, berapa persen dari alokasi anggaran pendidikan di APBN yang menetes pada puluhan ribu lembaga pendidikan milik ormas dan umat Islam yang sudah begitu ikhlas berkontribusi? Bukannya diapresiasi, malah tidak jarang dipersekusi," ujarnya.

Menurut kajian ICMI Muda, lanjut Iqbal, di situlah antara lain pentingnya mewujudkan kepemimpinan umat untuk bangsa. "Siapa yang berkuasa, siapa yang menjadi presiden, itu bahkan bisa membolak-balik APBN sekehendak kebijakannya. Kalau pimpinan nasional ditangani oleh para pemimpin umat dari Muhammadiyah, NU, dan Ormas Islam, maka dapat diyakini bahwa APBN akan terdesign untuk kepentingan umat dan bangsa, bukan untuk oligarki," kata Iqbal yang juga ketua Badan Kerja Sama Parlemen DPD RI 2014-2019.

Ketua Presidium ICMI Muda, Tumpal Panggabean menyebutkan agenda strategis ICMI Muda saat ini tidak lain bertujuan untuk mengonsolidasikan umat di masa yang akan datang, terutama dalam mengisi kepemimpinan nasional. “Itu agenda startegis yang sedang kami bawa. Kami juga mengucapkan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan MUI sehingga ICMI Muda dapat bersilaturahim dan diterima dengan baik,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement