Rabu 29 Jun 2022 14:14 WIB

Hasto: Dengan Pancasila, Bangsa Indonesia Harus Berani Menatap Masa Depan

Pancasila adalah jawaban atas tata dunia yang dipenuhi ketidakadilan.

Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila di Universitas Pertahanan (Unhan) dengan tema
Foto: istimewa
Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila di Universitas Pertahanan (Unhan) dengan tema "Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi", Rabu (29/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto, menyatakan bangsa Indonesia harus berani menatap masa depan yang cerah dengan Pancasila sebagai ideologi yang bekerja (working ideology).

Hasto menyampaikan hal itu saat memoderatori Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila di Universitas Pertahanan (Unhan) dengan tema "Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi", Rabu (29/6/2022). 

Baca Juga

Sebagai pembicara kunci di seminar itu adalah Rektor Unhan Laksdya TNI Prof. Amarulla Octavian. Dan narasumber lainnya adalah Guru Besar Unhan Prof. Pribadiyono serta Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.

Hasto mengatakan, dalam disertasinya mengenai Gepolitik Soekarno, ditemukan bahwa Pancasila terbukti sebagai ideologi yang berfungsi secara geopolitik. Karena berhasil membuat bangsa di Asia dan Afrika merdeka berkat campur tangan Indonesia.

“Pancasila adalah jawaban atas tata dunia yang dipenuhi ketidakadilan. Banyak negara merdeka karena Pancasila kita,” kata Hasto.

Dilanjut Hasto, Pancasila juga menjadi sebuah ideologi yang bekerja (working ideology), yang menjadi landasan jalannya pemerintahan. Pancasila menghasilkan sistem politik dan perekonomian yang khas indonesia.

“Sehingga kita sebagai bangsa harus berani menatap masa depan yang cerah,” tegas Hasto.

Hasto juga mengungkap paparan Prof. Pribadiyono di sekinar itu, yang melihat aspek penting bagaimana wawasan kebangsaan dan semangat bela negara, tak hanya dibangun dari kesadaran kognitif, namun juga emotional bonding. 

“Tak mungkin memahami Pancasila tanpa keseimbangan otak kiri dan kanan. Tak mungkin melaksanakan Pancasila tanpa rasa cinta tanah air berkobar. Sehingga penting ada perubahan mindset yang terkungkung pada pandangan sempit, harus ada transformasi mindset,” ujar Hasto.

Hasto mengatakan transformasi mindset sangat diperlukan. Bahwa memahami Pancasila harus dilihat semangat progresivitasnya. 

“Semua sila Pancasila menganding semangat yang progresif. Sehingga kemajuan Indonesia Raya dapat dicapai sepenuhnya,” pungkas Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement