Selasa 28 Jun 2022 13:08 WIB

Positivity Rate Covid-19 Meningkat, Moeldoko: Ojo Kesusu Lepas Masker

Angka positivity rate Covid-19 di DKI masih di atas lima persen artinya masih pandemi

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka positivity rate di DKI Jakarta mencapai 13,7 persen per 27 Juni 2022. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun menegaskan, data tersebut semakin memperkuat realita bahwa pandemi belum selesai.

Positivity rate Covid-19 di atas lima persen bukti kuat pandemi belum selesai,” tegas Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga

Positivity rate merupakan proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan angka di bawah lima persen sebagai tolak ukur terkendalinya kasus di masyarakat. Standar ini mencakup hasil yang didapatkan baik dari rapid antigen maupun PCR, tergantung kondisi masing-masing negara.

Moeldoko mengatakan, meski positivity rate DKI Jakarta sudah melampaui standar WHO, namun pembatasan aktivitas masih belum diperlukan karena kapasitas rumah sakit masih memadai. Meski begitu, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster agar tidak terjadi kenaikan kasus dan positivity rate Covid-19.

“Kalau masyarakat masih cuek protokol kesehatan dan cuek vaksin booster maka kemungkinan kasus akan terus melonjak. Ojo kesusu (jangan tergesa-gesa) lepas masker,” pesan Moeldoko.

Sebagai informasi, data Kementerian Kesehatan per 27 Juni 2022 menunjukkan, positivity rate Indonesia masih di bawah standar WHO, yakni 2,7 persen. Sementara untuk jumlah kasus Covid-19 terjadi penambahan sebanyak 1.445 kasus.

DKI Jakarta menjadi provinsi yang melaporkan penambahan kasus terbanyak, yakni 838 kasus. Dari jumlah tersebut, 791 merupakan transmisi lokal dan 47 lainnya Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Kenaikan positivity rate dan kasus Covid-19 ini diakibatkan varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, yakni Omicron BA.4 dan BA.5.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement